Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pengidap Alzheimer, Cuma Tunggu Tahlilan dan Silaturahim

Kompas.com, 19 September 2024, 16:29 WIB
Moh. Anas,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

PASURUAN, KOMPAS.com - Peran keluarga dan membiasakan berkumpul menjadi kegiatan penting untuk menjaga anggota keluarga yang mengidap alzheimer.

Lebih-lebih bagi pengidap sudah memasuki usia lanjut, hanya komunikasi dan suasana gembira yang selalu dinantikan.

NS, warga Desa Tempel, Kecamatan Gempol Pasuruan Jawa Timur, salah satunya. 

Sudah dua tahun terakhir NS mengalami penurunan ingatan. Sering lupa dan tidak mengenal nama orang-orang yang dulu dikenalnya. Bahkan nama saudara kandungnya.

Baca juga: Kisah Para Caregiver Merawat Lansia Alzheimer, Sabar dan Telaten Jadi Kunci Utama

"Iya, umi (ibu) kadang sudah tidak kenal sama saudaranya sendiri. Paman atau tante," ungkap Ida Munjida, anak sulung NS, Kamis (19/9/2024) lalu.

Secara fisik, NS yang sudah mempunyai 14 cucu dan dua cicit itu tidak mengalami keluhan yang berarti.

Pola makan dan tidur selalu dijaga dengan baik. Namun, kegiatan keagamaan dan silaturahim yang selalu dinantikannya.

"Yang ditanyakan umi itu soal hari Kamis, karena ada kegiatan tahlilan. Kemudian kalau ada undangan atau kabar kegiatan berkumpul keluarga besar. Seolah tak sabar bertemu dan terkadang sampek mblenger (bosan) menjawabnya," aku Ida.

Baca juga: Tips Hadapi Penderita Alzheimer, Jangan Didebat dan Alihkan Pikirannya

Tak ingat saudara kandung

Saat pertemuan keluarga besarnya, NS juga selalu hadir. Dia mempunyai 12 saudara kandung yang juga sudah berusia lanjut.

Namun NS hanya mengenali sebagian saudara kandungnya. Bahkan kalau mempunyai makanan atau camilan lebih, NS selalu meminta untuk mengirimkan.

"Umi itu hanya ingat sama tante atau om saya sebagian saja. Padahal dua tahun lalu masih ingat semuanya, termasuk puluhan ponakannya."

Untuk merawat ibunya, Ida yang mempunyai enam adik itu selalu bergantian untuk mendampingi atau sekadar sambang (berkunjung). Bahkan Hajir, salah satu cucu NS juga sering mendampingi neneknya itu.

Bagi anak-anak NS, Ida kerap menceritakan perjuangan ibunya untuk membesarkan tujuh anaknya yang sungguh luar biasa. Sebab, NS sudah hampir 30 tahun menjanda setelah ditinggal suaminya KH meninggal dunia.

Baca juga: Perjuangan Dewina Merawat Ibunya yang Mengidap Alzheimer

Selama hidupnya dia menjaga toko kelontong yang ramai pembeli, karena posisi rumahnya berada di kawasan padat penduduk dan dekat dengan tempat tinggal kos para buruh.

Sekarang, dia hidup serumah dengan Abdul Basid, anak keenam NS. "Dulu memang ramai tokonya umi. Tapi sekarang sudah tidak menjaga toko dan diteruskan adik," imbuh Ida.

Peran keluarga sangat penting

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pasuruan dr. Sherly menjelaskan, peran keluarga sangat penting bagi pengidap dimensia atau alzheimer.

Sebab orang terdekat, anak atau istri/suami adalah orang yang mengenal kebiasaan penderita alzheimer.

"Untuk sembuh total atau mengembalikan ingatan itu sangat kecil. Namun yang bisa dilakukan menjaganya tak lain adalah perhatian dan kehadiran secara tulus dari orang terdekatnya," kata dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau