PASURUAN, KOMPAS.com - Peran keluarga dan membiasakan berkumpul menjadi kegiatan penting untuk menjaga anggota keluarga yang mengidap alzheimer.
Lebih-lebih bagi pengidap sudah memasuki usia lanjut, hanya komunikasi dan suasana gembira yang selalu dinantikan.
NS, warga Desa Tempel, Kecamatan Gempol Pasuruan Jawa Timur, salah satunya.
Sudah dua tahun terakhir NS mengalami penurunan ingatan. Sering lupa dan tidak mengenal nama orang-orang yang dulu dikenalnya. Bahkan nama saudara kandungnya.
Baca juga: Kisah Para Caregiver Merawat Lansia Alzheimer, Sabar dan Telaten Jadi Kunci Utama
"Iya, umi (ibu) kadang sudah tidak kenal sama saudaranya sendiri. Paman atau tante," ungkap Ida Munjida, anak sulung NS, Kamis (19/9/2024) lalu.
Secara fisik, NS yang sudah mempunyai 14 cucu dan dua cicit itu tidak mengalami keluhan yang berarti.
Pola makan dan tidur selalu dijaga dengan baik. Namun, kegiatan keagamaan dan silaturahim yang selalu dinantikannya.
"Yang ditanyakan umi itu soal hari Kamis, karena ada kegiatan tahlilan. Kemudian kalau ada undangan atau kabar kegiatan berkumpul keluarga besar. Seolah tak sabar bertemu dan terkadang sampek mblenger (bosan) menjawabnya," aku Ida.
Baca juga: Tips Hadapi Penderita Alzheimer, Jangan Didebat dan Alihkan Pikirannya
Saat pertemuan keluarga besarnya, NS juga selalu hadir. Dia mempunyai 12 saudara kandung yang juga sudah berusia lanjut.
Namun NS hanya mengenali sebagian saudara kandungnya. Bahkan kalau mempunyai makanan atau camilan lebih, NS selalu meminta untuk mengirimkan.
"Umi itu hanya ingat sama tante atau om saya sebagian saja. Padahal dua tahun lalu masih ingat semuanya, termasuk puluhan ponakannya."
Untuk merawat ibunya, Ida yang mempunyai enam adik itu selalu bergantian untuk mendampingi atau sekadar sambang (berkunjung). Bahkan Hajir, salah satu cucu NS juga sering mendampingi neneknya itu.
Bagi anak-anak NS, Ida kerap menceritakan perjuangan ibunya untuk membesarkan tujuh anaknya yang sungguh luar biasa. Sebab, NS sudah hampir 30 tahun menjanda setelah ditinggal suaminya KH meninggal dunia.
Baca juga: Perjuangan Dewina Merawat Ibunya yang Mengidap Alzheimer
Selama hidupnya dia menjaga toko kelontong yang ramai pembeli, karena posisi rumahnya berada di kawasan padat penduduk dan dekat dengan tempat tinggal kos para buruh.
Sekarang, dia hidup serumah dengan Abdul Basid, anak keenam NS. "Dulu memang ramai tokonya umi. Tapi sekarang sudah tidak menjaga toko dan diteruskan adik," imbuh Ida.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pasuruan dr. Sherly menjelaskan, peran keluarga sangat penting bagi pengidap dimensia atau alzheimer.
Sebab orang terdekat, anak atau istri/suami adalah orang yang mengenal kebiasaan penderita alzheimer.
"Untuk sembuh total atau mengembalikan ingatan itu sangat kecil. Namun yang bisa dilakukan menjaganya tak lain adalah perhatian dan kehadiran secara tulus dari orang terdekatnya," kata dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang