KOMPAS.com - Parade moda transportasi hias pada umumnya berupa parade becak hias, mobil hias, maupun sepeda hias. Namun di Kediri, Jawa Timur, ada parade cikar hias yang digelar Sabtu (7/9/2024).
Cikar merupakan moda transportasi berupa gerobak yang ditarik sapi atau lembu yang dikendalikan oleh seorang juru mudi yang disebut bajingan.
Alat transportasi ini merupakan peranti mobilitas tradisional yang masih terjaga di Kediri. Umumnya dipakai para petani untuk angkutan hasil bumi.
Parade itu digelar Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Pemerintah Kabupaten Kediri dan diikuti sebanyak 41 cikar.
Titik pemberangkatan dari Balaidesa Joho Sumberejo lalu berkeliling hingga titik akhir di lapangan Simpang Lima Gumul.
Baca juga: Lahan Hutan Seluas 8 Hektar di Gunung Wilis Kediri Terbakar
Dari sisi penampilan, cikar-cikar tersebut dihias sedemikian rupa oleh pemiliknya. Hiasan yang jamak adalah penggunaan janur kuning hingga rumbai-rumbai kain warna-warni.
Para pemilik cikar menyambut antusias parade tersebut. Bahkan mereka juga mengajak serta sanak keluarganya di atas cikar untuk memeriahkannya.
“Semua keluarga ikut. Biar rame,” ujar Kaji Dullah, seorang bajingan cikar dari Tengger Kidul Kecamatan Pagu ditemui Kompas.com di lokasi parade.
Parade tersebut juga menjadi ajang promosi dan meningkatkan rasa bangga para peternak dan pedagang sapi. Mereka mengeluarkan sapi terbaiknya dalam event tahunan tersebut.
Angga, seorang peternak sapi asal Kunjang Kecamatan Ngancar misalnya, menggunakan sapi jenis silangan Brahman sebagai penarik gerobaknya.
Salah satu cikar peserta parade cikar hias di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Sabtu (7/9/2024).“Ini sapi Brahman cross. Usianya 3 tahun dengan harga sekitar Rp 45 jutaan,” ujar Angga yang juga bertindak sebagai bajingan ini.
Kepala DKPP Kabupaten Kediri Tutik Purwaningsih mengatakan, parade cikar ini adalah agenda tahunan yang bertujuan mengangkat dan melestarikan budaya transportasi lokal yang ada di Kediri.
“Pemerintah Kabupaten Kediri berupaya untuk nguri-nguri budaya terutama moda transportasi tradisional cikar ini. Ini tahun ketiga pelaksanaan,” ujar Tutik Purwaningsih.
Ia menambahkan, event ini juga untuk mengangkat potensi lain atas banyaknya sentra peternakan sapi di wilayah Kediri.
Baca juga: Bupati Dhito Harapkan Partisipasi Masyarakat Kediri di Pilkada 2024 Meningkat
Kebetulan dari 26 wilayah kecamatan di Kabupaten Kediri, terdapat 9 kecamatan yang menjadi sentra peternakan sapi. Dari 9 kecamatan itu lah para peserta berasal.
“Kebetulan mereka masih mempertahankan moda transportasi tradisional cikar,” lanjut Tutik.
Ada pun parade itu menjadi tontonan menarik bagi masyarakat. Sepanjang jalur yang dilewati parade dipenuhi warga yang ingin mencari hiburan.
“Ini parade yang gak umum dan ternyata cikar bagus juga ya kalau dibuat parade.” ujar Dimas.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang