KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengatakan polisi tengah menyelidiki aksi pembegalan yang menyasar petugas kebersihan disabilitas di area Balai Kota, Rabu (14/8/2024) dini hari.
Eri mengungkapkan, Unit Jatanras Polrestabes Surabaya telah berkoordinasi dengan pemerintah kota (Pemkot) terkait penyelidikan. Polisi juga meminta rekaman CCTV di Jalan Sedap Malam.
"Kemarin Jatrantas lihat CCTV, sekarang lagi bergerak (penyelidikan). Semoga penanganan ini, pelakunya segera ditangkap," kata Eri, saat ditemui di Balai Kota Surabaya, Jumat (16/8/2024).
Baca juga: Pekerja Difabel Jadi Korban Begal di Area Balai Kota Surabaya
Selain itu, Eri juga mengingatkan para organisasi perangkat daerah (OPD) untuk mengimbau bawahannya lebih hati-hati. Dalam kasus ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya.
"Itu saya berharapnya (kasus ini) menjadi pembelajaran buat kepala dinas, khususnya Pemkot Surabaya untuk menyampaikan kepada anak buahnya untuk lebih berhati-hati," jelasnya.
Lebih lanjut, Eri juga meminta bawahannya memperketat penjagaan di sekitar Balai Kota Surabaya. Hal tersebut, untuk mengantisipasi terjadinya aksi serupa ketika masih banyak masyarakat beraktivitas.
"Pengetatan (penjagaa) pasti ada. Saya juga berharap kepada masyarakat, kemarin dijadikan pembelajaran ya harus berhati-hati, karena kita enggak mungkin jaga 24 jam," ujarnya.
"Maka masyarakat juga ikut menjaga keamanan, tidak mungkin diserahkan ke polisi keamanannya, tidak mungkin semua diserahkan ke pihak yang bertanggung jawab," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, Siti Alifah (48) warga Jalan Panjang Jiwo, Tenggilis Mejoyo jadi korban begal.
Baca juga: Warga Bandung Jadi Korban Begal di Garut, Keluarga Tahu Setelah Videonya Viral
Aksi itu terjadi di dekat Balai Kota Surabaya, Jalan Sedap Malam, Rabu (14/8/2024), pukul 03.15 WIB.
"Saya waktu itu pas membersihkan tong sampah. Mereka (pelaku) lewat arah ke utara, melewati saya," kata Siti, ketika ditemui di Kantor Eks Humas Pemkot Surabaya, Kamis (15/8/2024).
Ketika itu, Siti melihat ada empat orang pelaku yang berboncengan menggunakan dua sepeda motor. Awalnya dia sama sekali tidak mencurigai kehadiran sekelompok orang tersebut.
"Mereka enggak kelihatan seperti berandal, jadi saya enggak takut, biasanya kalau brandal itu saya lihat dia berhenti lah ini seperti anak baik, saya enggak curiga," ujarnya.
Kemudian, Siti melanjutkan pekerjaanya yang hampir selesai, yakni hanya tinggal memotret tong sampah yang dibersihkanya. Lalu, korban pun menaiki sepeda motor miliknya bernomor polisi L 6616 LO.
"Kan ada dua sepeda motor, satunya di bawah trotoar yang satu lagi di depan sepedaku, yang depan sepedaku ini bawa celurit. Pikiranku sudah ke arah begal, tapi enggak berdaya," jelasnya.
Baca juga: Modus Ajak Kencan, Pasutri di Cianjur Kompak Jadi Begal
Siti pun memohon kepada para pelaku untuk tidak mengambil sepeda motor yang digunakannya untuk bekerja itu. Dia juga mengungkap kondisinya yang kesulitan berjalan.
"Aku bilang, 'aku kerjo mas, aku wong gak duwe mas ojok aku poo, aku wong cacat mas mosok sampean mentolo' (aku kerja mas, aku orang gak punya, jangan aku, aku orang cacat mas masak kalian tega," ucapnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang