Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respon Wali Kota Eri Cahyadi usai Pekerja Difabel Jadi Korban Begal di Area Balai Kota Surabaya

Kompas.com, 16 Agustus 2024, 16:22 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengatakan polisi tengah menyelidiki aksi pembegalan yang menyasar petugas kebersihan disabilitas di area Balai Kota, Rabu (14/8/2024) dini hari.

Eri mengungkapkan, Unit Jatanras Polrestabes Surabaya telah berkoordinasi dengan pemerintah kota (Pemkot) terkait penyelidikan. Polisi juga meminta rekaman CCTV di Jalan Sedap Malam.

"Kemarin Jatrantas lihat CCTV, sekarang lagi bergerak (penyelidikan). Semoga penanganan ini, pelakunya segera ditangkap," kata Eri, saat ditemui di Balai Kota Surabaya, Jumat (16/8/2024).

Baca juga: Pekerja Difabel Jadi Korban Begal di Area Balai Kota Surabaya

Selain itu, Eri juga mengingatkan para organisasi perangkat daerah (OPD) untuk mengimbau bawahannya lebih hati-hati. Dalam kasus ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya.

"Itu saya berharapnya (kasus ini) menjadi pembelajaran buat kepala dinas, khususnya Pemkot Surabaya untuk menyampaikan kepada anak buahnya untuk lebih berhati-hati," jelasnya.

Lebih lanjut, Eri juga meminta bawahannya memperketat penjagaan di sekitar Balai Kota Surabaya. Hal tersebut, untuk mengantisipasi terjadinya aksi serupa ketika masih banyak masyarakat beraktivitas.

"Pengetatan (penjagaa) pasti ada. Saya juga berharap kepada masyarakat, kemarin dijadikan pembelajaran ya harus berhati-hati, karena kita enggak mungkin jaga 24 jam," ujarnya.

"Maka masyarakat juga ikut menjaga keamanan, tidak mungkin diserahkan ke polisi keamanannya, tidak mungkin semua diserahkan ke pihak yang bertanggung jawab," tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Siti Alifah (48) warga Jalan Panjang Jiwo, Tenggilis Mejoyo jadi korban begal.

Baca juga: Warga Bandung Jadi Korban Begal di Garut, Keluarga Tahu Setelah Videonya Viral

Aksi itu terjadi di dekat Balai Kota Surabaya, Jalan Sedap Malam, Rabu (14/8/2024), pukul 03.15 WIB.

"Saya waktu itu pas membersihkan tong sampah. Mereka (pelaku) lewat arah ke utara, melewati saya," kata Siti, ketika ditemui di Kantor Eks Humas Pemkot Surabaya, Kamis (15/8/2024).

Ketika itu, Siti melihat ada empat orang pelaku yang berboncengan menggunakan dua sepeda motor. Awalnya dia sama sekali tidak mencurigai kehadiran sekelompok orang tersebut.

"Mereka enggak kelihatan seperti berandal, jadi saya enggak takut, biasanya kalau brandal itu saya lihat dia berhenti lah ini seperti anak baik, saya enggak curiga," ujarnya.

Kemudian, Siti melanjutkan pekerjaanya yang hampir selesai, yakni hanya tinggal memotret tong sampah yang dibersihkanya. Lalu, korban pun menaiki sepeda motor miliknya bernomor polisi L 6616 LO.

"Kan ada dua sepeda motor, satunya di bawah trotoar yang satu lagi di depan sepedaku, yang depan sepedaku ini bawa celurit. Pikiranku sudah ke arah begal, tapi enggak berdaya," jelasnya.

Baca juga: Modus Ajak Kencan, Pasutri di Cianjur Kompak Jadi Begal

Siti pun memohon kepada para pelaku untuk tidak mengambil sepeda motor yang digunakannya untuk bekerja itu. Dia juga mengungkap kondisinya yang kesulitan berjalan.

"Aku bilang, 'aku kerjo mas, aku wong gak duwe mas ojok aku poo, aku wong cacat mas mosok sampean mentolo' (aku kerja mas, aku orang gak punya, jangan aku, aku orang cacat mas masak kalian tega," ucapnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau