Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisatawan Dijambret Saat Naik Becak Wisata Kota Lama Surabaya

Kompas.com, 10 Juli 2024, 16:16 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Seorang pengunjung kawasan Wisata Kota Lama Surabaya, Jawa Timur, menjadi korban penjambretan pada Senin (8/7/2024). Ponselnya raib setelah dirampas penjambret saat naik salah satu wahana.

Salah satu saksi, Kusnan mengatakan, pengunjung tersebut mengaku berasal dari Malang. Korban sengaja berkunjung untuk menikmati keramaian Wisata Kota Lama Surabaya.

"Pas warung saya mau tutup, sekitaran pukul 21.30 WIB, laki-laki (korbanya) sama satu temannya. Enggak tahu, sudah lapor apa belum," kata Kusnan saat ditemui di sekitar lokasi, Rabu (10/7/2024).

Baca juga: Antusiasme dan Harapan Pengunjung saat Peresmian Wisata Kota Lama Surabaya

Korban mengaku bermain becak dengan temanya di sekitar Wisata Kota Lama. Kemudian, seorang pengendara sepeda motor secara cepat merampas ponselnya dan langsung melarikan diri.

"Kemarin mampir di warung saya, terus cerita kalau HP (handphone) miliknya dirampas jambret pakai sepeda motor. Katanya pas dia sedang naik becak wisata," jelasnya.

Baca juga: Sarana Wisata Kota Lama Surabaya Jadi Sasaran Maling, Satpol PP Ketatkan Penjagaan

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, AKP Muhammad Prasetyo membenarkan adanya insiden penjambretan yang dialami oleh pengunjung Wisata Kota Lama.

"Tapi bukan di Kota Lamanya (Kawasan Zona Eropa), tapi di Kya-Kya (Zona Pecinan). Itu kejadiannya malam hari. Kejadian tersebut sudah kami tangani," kata Prasetyo.

Prasetyo mengungkapkan, korban jambret tersebut sudah melaporkan kejadian yang dialaminya. Saat ini, pihaknya tengah melakukan proses penyelidikan untuk mencari pelaku.

"Anggota sudah melakukan cek TKP (tempat kejadian perkara) di lokasi. Serta korban telah diarahkan membuat laporan. Hanya ada satu (laporan penjambretan), sudah kami tindak lanjuti," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Satpol PP Surabaya menerjunkan anggotanya untuk memperketat penjagaan di lokasi Wisata Kota Lama. Pihaknya mencurigai ada maling yang menyasar sarana di kawasan itu.

Kepala Satpol PP Surabaya M. Fikser mengatakan, salah satu penjagaan yang dilakukan tersebut dengan menyebar ratusan personel berpakaian bebas di kawasan Wisata Kota Lama.

"Kita melakukan pengawasan tertutup. Jadi ada anggota Satpol PP mengenakan pakaian preman di sekitar Kota Lama," kata Fikser ketika dikonfirmasi melalui telepon, Rabu (3/7/2024).

"Kota lama itu Kampung Eropa, Pecinan, Kampung Arab dan Melayu. Satu grup ada 100 personel, terbagi di empat lokasi itu, jadi 25 masing-masing lokasi, ada dua sif jadi 24 jam," tambahnya.

Selain itu, kata dia, ada personel yang ditugaskan untuk melakukan patroli menggunakan sepeda dan mobil. Mereka juga memasang CCTV di sejumlah sudut Wisata Kota Lama.

"Kami koordinasi terus dengan Polsek dan Polrestabes Surabaya. Ada CCTV yang sudah terpasang bisa dipantau, patroli kendaraan dan sepeda kami sisir," jelasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau