Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran di Kawasan Bromo Sudah Menjalar ke Probolinggo, BPBD Buat Sekat Api

Kompas.com, 23 Juni 2024, 06:33 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) kembali terjadi di kawasan Gunung Bromo. Api disebut pertama kali muncul di kawasan Gunung Bathok, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur (Jatim), pada Sabtu (22/6/2024) sekitar pukul 03.30 WIB.

Awalnya, Kabag Tata Usaha TNBTS, Septi Eka Wardani mengatakan, petugas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), relawan, serta warga setempat berhasil memadamkan api sekitar pukul 05.00 WIB.

"Namun titik api kembali muncul di lokasi yang sama pukul 08.00 WIB, tapi segara berhasil dipadamkan 15 menit kemudian," kata Septi, Sabtu (22/6/2024).

Akan tetapi, lanjut Septi, titik api kembali muncul di lereng yang berbeda. Kali ini, kebakaran merembet ke arah kiri menuju Gunung Bromo, dan ke arah kanan.

"Api ke kanan lebih besar karena angin sangat kencang," ujar Septi.

Baca juga: Tabrakan Beruntun 4 Mobil di Exit Tol Soroja, Polisi: Pengendara Mitsubishi Colt Hilang Kendali

Septi menyampaikan, Tim Brigdalkarhut TNBTS dibantu relawan, TNI, dan Polri masih berusaha memadamkan. Sebagian dari mereka menuju perbatasan Gunung Bathok dengan Gunung Widodaren untuk mencegah api meluas.

"Sedangkan ke arah Gunung Bromo vegetasinya semakin berkurang dan api akan berhenti di Gunung Bromo yang tidak bervegetasi," ucap Septi.

Septi menyatakan, pihaknya kini masih menyelidiki penyebab kebakaran di kawasan tersebut. Dia memastikan, kejadian ini tidak berkaitan dengan kebakaran di sekitar Puncak Lempitan, pada Rabu (19/6/2024).

"Untuk penyebab kebakaran belum kami ketahui. Kami masih melakukan penyelidikan, sementara ini kami masih fokus ke pemadaman api," jelasnya.

Meluas ke Probolinggo

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Probolinggo, Moh. Zubaiduloh mengungkapkan, titik api yang awalnya berada di kawasan Gunung Bathok kini mulai menjalar ke wilayah Probolinggo, Jatim.

Baca juga: Jembatan Wariori Nyaris Ambruk, Sopir Mobil Trans Papua Barat Mengeluh

"Sudah mulai masuk wilayah kami (Probolinggo). Sudah di perbatasan sepertinya," tutur Zubaiduloh, Sabtu (22/6/2024), dikutip dari TribunJatim.com.

Untuk mencegah api semakin meluas, dia memaparkan, pihaknya mengerahkan tim TRC ke lokasi kebakaran.

"Api masih terus menjalar, jadi kami di sini membuat sekat pemutus, agar api tidak menjalar ke sisi wilayah timur," terangnya.

TRC PB BPBD Kabupaten Probolinggo, kata Zubaiduloh, sementara ini melakukan pemadaman api secara manual dengan menggunakan gepyok dan sabit atau parang.

"Saat ini kebakaran masih berlangsung. Semoga bisa kami atasi dengan cepat, sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan bersama," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau