Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah 8 Tahun di Bangkalan Berkurban dari Hasil Menyisihkan Uang Jajan

Kompas.com, 18 Juni 2024, 14:24 WIB
Taufiqurrahman,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BANGKALAN, KOMPAS.com - Mirza Ukail Arfia (8), bocah kelas 2 Sekolah Dasar asal Dusun Manggisan, Desa Burneh, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, mampu berkurban seekor kambing pada Idul Adha tahun ini.

Kambing yang ia kurbankan dibeli dari hasil tabungan pribadinya, dengan cara menyisihkan uang saku sekolah dan madrasahnya.

Kepada Kompas.com, bocah yang akrab disapa Mirza ini menceritakan awal dirinya tertarik untuk berkurban.

Baca juga: Distribusi Hewan Kurban Difokuskan ke Daerah 3T

Setahun yang lalu, Mirza ikut ayahnya shalat Idul Adha di kampungnya. Sampai di masjid, banyak hewan kurban diikat di halaman masjid untuk disembelih. Bahkan, Mirza ikut menyaksikan proses pemotongan hewan kurban.

"Senang sekali melihat banyak orang bawa kambing ke masjid untuk kurban. Ada kambing yang dikalungi dengan angka-angka dan namanya," ujar Mirza, Selasa (18/6/2024).

Baca juga: Kronologi Warga Pingsan Ditendang Sapi Kurban di Lampung, Berawal Suara Motor

Sejak saat itu, Mirza bertekad untuk ikut berkurban tahun berikutnya. Tekad itu disampaikan kepada kedua orangtuanya, Abdurrahem dan Sufiati.

"Saya disuruh nabung sama ayah dan ibu kalau mau ikut berkurban. Setiap hari saya sisihkan uang jajan SD dan madrasah Rp 5.000 untuk tabungan kurban," terang Mirza.

Selain menyisihkan uang jajan sekolah dan madrasahnya, Mirza jadi irit untuk membeli jajan. Ketika diberi uang oleh kakek dan neneknya, serta paman dan bibinya ketika bersilaturahmi, uang itu langsung masuk celengan.

"Saat celengan saya dibedah, belum cukup untuk membeli kambing ukuran besar. Akhirnya ditambah sama ayah dan paman," ungkapnya.

Keinginan Mirza untuk berkurban semakin kuat karena bocah bertubuh subur ini sering nonton video hewan-hewan kurban dan peristiwa penyembeliannya.

"Di YouTube saya lihat ada kambing dan sapi yang nangis sebelum disembelih. Ada yang sudah disembelih masih lari-lari. Pokoknya senang dan mengharukan," katanya.

Ayah Mirza, Abdurrahem menuturkan, anaknya mencari sendiri ke pasar hewan untuk jenis dan ukuran kambing yang akan dikurbankan. Uangnya tidak cukup, tapi ditambah agar Mirza tidak putus asa.

"Hasil tabungannya Rp 2,5 juta. Namun saya sendiri yang nambahi karena harga kambingnya Rp 3 juta," kata Abdurrahem.

Bahkan, sehari sebelum kambing kurban diserahkan ke panitia, Mirza masih menyempatkan waktu untuk memandikan kambingnya.

"Pakannya cari sendiri, bahkan dimandikan sehari sebelum disembelih agar kambingnya bersih dan tidak bau," ungkap Abdurrahem.

Tahun depan, Mirza masih punya keinginan untuk berkurban lagi. Bukan kambing lagi, ia ingin berkurban sapi.

"Sekarang sudah mulai nabung lagi agar tahun depan bisa berkurban sapi katanya. Semoga keinginannya dikabulkan Allah," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau