Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertahun-tahun Pemkab Pamekasan Bayar Iuran JKN 500 Warga Meninggal

Kompas.com - 07/05/2024, 19:30 WIB
Taufiqurrahman,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com – Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Repubik Indonesia menemukan sebanyak 500 lebih orang asal Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, yang sudah meninggal masih rutin membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

 

Uang yang dibayarkan kepada orang meninggal tersebut, bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pamekasan.

 

Baca juga: BPJS Dorong Pemkab Banyuwangi Potong Pajak Rokok untuk Biaya JKN

 

Pembayaran yang dinilai tidak tepat sasaran ini, terungkap setelah anggota DPRD Kabupaten Pamekasan melakukan penelusuran terhadap hasil audit BPK RI terhadap penggunaan APBD Kabupaten Pamekasan tahun 2022.

Anggota DPRD Pamekasan, Qomarul Wahyudi mengatakan, data yang disampaikan BPK RI sangat detail terkait jumlah warga Pamekasan yang meninggal, masih membayar JKN kepada BPJS yang jumlahnya mencapai 500 orang lebih. Anggaran yang dibayar kepada mereka berjumlah Rp 494.000.000 di tahun 2022.

“Data yang kami peroleh dari BPK, ada 500 lebih orang meninggal lengkap namanya, alamat, tanggal dan tahun kematiannya. Mereka masih dibebani pembayaran melalui APBD di tahun 2022,” kata Qomarul Wahyudi, Selasa (7/5/2024).

Baca juga: Soroti Peserta Nonaktif JKN, Anggota DPR: Jangan Sampai Menyulitkan Orang Tak Mampu

Dia menambahkan, Pemkab Pamekasan seharusnya menghapus data orang meninggal tersebut agar mereka tidak membebani belanja daerah. Namun, ditemukan ada data orang meninggal sejak tahun 2018 yang belum dihapus dan terus dibayar ke BPJS.

“Pemkab Pamekasan selalu berbicara anggaran defisit. Ternyata ada anggaran yang tidak tepat yang nilainya hampir setengah miliar mengalir ke BPJS. Andaikan data orang meninggal itu dihapus, akan ada penghematan anggaran,” katanya.

Baca juga: Daftar Perawatan Ibu Melahirkan yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Wahyu menduga, tidak dihapusnya data tersebut karena ada unsur kesengajaan. Terutama dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Pamekasan. Dugaan itu diperkuat karena data kematian yang tidak dihapus, terjadi sejak tahun 2018.

“Kalau setahun atau dua tahun mungkin kami nilai teledor. Tapi ini berjalan sudah 4 tahun masih dibiarkan,” ungkapnya.

Politisi asal Partai Bulan Bintang (PBB) ini mengungkapkan, selama ini Pemkab Pamekasan tidak pernah menyerahkan data secara detail ketika rapat internal dengan DPRD Pamekasan tentang JKN. Bahkan, DPRD Pamekasan saat meminta data, selalu dijanjikan dan tak pernah diberi data.

“Kami harus mencari dan mengungkap sendiri data itu dengan meminta kepada BPK. Akhirnya terungkap fakta yang mengejutkan,” terangnya.

Penjelasan BPKA

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kabupaten Pamekasan, Muhammad Sahrul mengatakan, pembayaran iuran JKN dari Pemkab Pamekasan ke BPJS Kesehatan berdasarkan data yang diajukan oleh Dinas Kesehatan.

Sebagai pemegang kas daerah, Sahrul tidak bisa mengintervensi lantaran bukan kewenangannya.

“Tugas saya hanya membayar sesuai data yang diberikan kepada kami. Jika ada yang meninggal masih masuk data, kami tidak tahu,” kata Sahrul saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Baca juga: Kepala Puskesmas Dilaporkan ke Inspektorat Palembag, Disebut Larang Karyawan Hamil hingga Tahan Uang JKN

Keterangan BPJS

Humas BPJS Kesehatan wilayah Madura, Ari Udiyanto saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon mengatakan, BPJS tidak tahu jika ada 500 lebih orang meninggal masih aktif sebagai peserta JKN.

Data yang ada di BPJS Kesehatan bersumber dari Pemkab Pamekasan. Data tersebut sudah dicocokkan setiap bulan antara Pemkab Pamekasan dengan BPJS Kesehatan.

“Setiap data peserta aktif JKN yang masuk ke BPJS tetap wajib dibayar. Kalau ada yang meninggal tapi masih aktif, itu urusan Pemkab Pamekasan,” terangnya.

Menurut Ari, BPJS Kesehatan tidak akan tahu jika ada orang meninggal masih aktif sebagai peserta JKN, jika tidak ada permohonan penghapusan data dari pemerintah.

“Karena ini hasil audit BPK, akan kami bicarakan dengan Pemkab Pamekasan bagaimana tindak lanjutnya,” ungkap Ari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

10 Tahun Diteror Foto Mesum, Wanita di Surabaya Laporkan Teman SMP ke Polisi

10 Tahun Diteror Foto Mesum, Wanita di Surabaya Laporkan Teman SMP ke Polisi

Surabaya
Cerita Supiyah, Tukang Pijat asal Surabaya yang Pergi Naik Haji

Cerita Supiyah, Tukang Pijat asal Surabaya yang Pergi Naik Haji

Surabaya
Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditangkap Polisi

Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditangkap Polisi

Surabaya
Kisah Mbah Harjo Berhaji di Usia 109 Tahun, Hatinya Bergetar Melihat Kabah

Kisah Mbah Harjo Berhaji di Usia 109 Tahun, Hatinya Bergetar Melihat Kabah

Surabaya
PPP Beri Rekomendasi Maju Pilkada Jatim 2024 untuk Khofifah-Emil

PPP Beri Rekomendasi Maju Pilkada Jatim 2024 untuk Khofifah-Emil

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Sejarah Kerajaan Singasari: Silsilah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Sejarah Kerajaan Singasari: Silsilah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas Sejauh 3 Kilometer

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas Sejauh 3 Kilometer

Surabaya
Bayi Laki-laki Ditemukan di Teras Rumah Warga, Banyak Rumput Menempel di Tubuhnya

Bayi Laki-laki Ditemukan di Teras Rumah Warga, Banyak Rumput Menempel di Tubuhnya

Surabaya
Kisah Nenek Penjual Bunga Tabur di Lumajang Menabung Belasan Tahun demi Naik Haji

Kisah Nenek Penjual Bunga Tabur di Lumajang Menabung Belasan Tahun demi Naik Haji

Surabaya
Gunung Semeru Meletus 7 Kali Sabtu Pagi

Gunung Semeru Meletus 7 Kali Sabtu Pagi

Surabaya
Pria di Probolinggo Perkosa Sepupu Istri, Dibawa ke Hotel 3 Hari

Pria di Probolinggo Perkosa Sepupu Istri, Dibawa ke Hotel 3 Hari

Surabaya
Cerita Perempuan di Surabaya 10 Tahun Diteror Foto Mesum oleh Teman SMP

Cerita Perempuan di Surabaya 10 Tahun Diteror Foto Mesum oleh Teman SMP

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com