KOMPAS.com - SRH, balita berusia 2 tahun di Surabaya, Jawa Timur meninggal setelah dianiaya oleh kekasih ibunya sendiri, Riski (27), warga Kecamatan Tambelangan, Kabupaten Sampang, Madura.
Riski yang telah ditetapkan sebagai tersangka itu mengaku beberapa kali melakukan kekerasan saat korban dititipkan oleh sang ibu kepadanya di sebuah kos Jalan Kutisari Utara, Tenggilis Mejoyo.
Setelah beberapa kali dianiaya, korban tewas pada Selasa (13/2/2024).
Baca juga: Balita di Surabaya Ternyata Tewas Dianiaya Kekasih Ibunya gara-gara Menangis
Kasus tersebut berawal saat ayah kandung korban, SA pisah ranjang dengan istrinua, SF sejak Januari 2024.
SA dan SF memiliki tiga orang anak dan korban adalah anak bungsu.
SF yang masih berstatus menikah dengan SA memilih tinggal dengan Riski, kekasihnya. Sementara tiga anaknya, termasuk korban sehari-hari tinggal dengan sang ayah.
Namun korban yang masih balita sesekali menginap di kos sang ibu bersama Riski.
Hari itu, Selasa (13/2/2024) sekitar pukul 08.00 WB, nenek korban dari sang ayah mengantarkan SRH ke ibunya. Namun saat itu SF mendapat panggilan kerja di sekitaran Jalan Kenjeran.
Oleh SF, korban pun dititipkan ke Riski di kos yang mereka tempati berdua.
Baca juga: Begini Kondisi Bayi yang Tewas Dianiaya Kekasih Ibunya Menurut Hasil Autopsi
Sekitar pukul 16.00 WIB, SF berkali-kali melakukan panggilan video call ke Riski untuk menanyakan kabar anaknya. Namun panggilan video call itu tak dijawab.
SF kemudian melakukan panggilan suara dan Riski mengangkatnya sambil marah-marah menyuruh SF segera pulang ke kos.
Menjelang malam, SF pulang ke rumah dan ia melihat anak dan Riski dalam posisi sedang tidur. Namun saat dicek, ada luka lebam di kepala SRH serta ada feses di bagian belakang tubuhnya.
"Korban dibangunkan tapi tidak ada respon. Nah, kemudian dibangunkanlah pacarnya ditanya kok anak saya lebam dan tidak bangun, pelaku bilang tidak tahu karena sedang tidur," kata Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukmono, Jumat (16/2/2024).
Selama 15 menit, SF berusaha membangunkan anak bungsunya, tapi tak ada respon. Selain itu tubuh korban pun dingin.
SF yang panik membawa korban ke rumah sakit di Jemursari dan dokter menyatakan SRH telah meninggal dunia.