MALANG, KOMPAS.com - Seorang pemuda laki-laki berstatus mahasiswa baru di salah satu perguruan tinggi negeri Kota Malang, Jawa Timur, diduga menjadi korban penganiayaan dari para seniornya.
Anehnya, pemuda berinisial HAD (18) asal Jakarta ini justru dilaporkan ke Satreskrim Polresta Malang Kota. Ibu korban, Aisyah Najma, bercerita, bagaimana saat ini sebagai ibu dirinya sedang memperjuangkan nasib keadilan anaknya itu.
Aisyah menjelaskan, kejadian pengeroyokan anaknya itu dialami sekitar bulan September 2023 lalu. Penyebab awal, yakni, cekcok yang terjadi antara korban dengan sekitar 9 orang seniornya di salah satu minimarket, Jalan Bandung, Kota Malang.
Baca juga: Usai 9 Hari Opname, Korban Pengeroyokan yang Disekap di Magelang Meninggal
Usai adanya peristiwa tersebut, Aisyah melapor ke Satreskrim Polresta Malang Kota. Laporan ini juga telah ditindaklanjuti oleh kepolisian, hingga adanya penetapan tersangka yang diduga terlibat dalam pengeroyokan.
"Yang ditetapkan tersangka itu ada 3 orang, salah satunya adalah anak polisi dan satu orang lagi tersangka itu anak pensiunan pejabat pajak Surabaya," kata Aisyah pada Selasa (16/1/2024).
Namun, anaknya pada waktu bersamaan sempat dilaporkan balik. HAD dituduh melakukan penusukan, tetapi tidak terbukti. Kemudian, laporan tersebut tiba-tiba diubah dengan tuduhan HAD melakukan pemukulan.
"Laporan pemukulan itulah yang dijadikan sebagai alat untuk mengkriminalisasi anak saya, yang sebenarnya adalah korban. Justru anak kami sudah ditetapkan tersangka. Sampai hari ini yang mengeroyok anak saya tidak ditahan," katanya.
Aisyah mengungkapkan, anaknya menjadi korban pengeroyokan setelah baru sekitar dua pekan berada di Kota Malang untuk berkuliah.
Ia menduga, cekcok yang terjadi berujung pada kasus di kepolisian ini karena persoalan perbedaan budaya saja.
"Mungkin belum tahu kondisi di Malang seperti apa. Kemudian, terjadi cekcok dengan kakak tingkatnya, ujungnya anak kami dikeroyok," katanya.
Aisyah mengatakan, saat ini anaknya mengalami pergeseran tulang pundak dan bahu. Selain itu, ia juga luka lebam pada bagian dada karena tendangan, dan mengalami trauma.
"Semua bukti kami ada, termasuk hasil visum, foto, dan dokumentasi kejadian saat pengeroyokan. Foto muka yang berdarah-darah juga," katanya.
Aisyah mengaku, pihaknya telah menghadap ke beberapa petinggi di Polresta Malang Kota. Namun sejauh ini nasib anaknya masih belum menemukan titik terang.
Dia juga merasa aneh, anaknya yang merupakan korban tetapi dilaporkan menjadi pelaku.
"Anak kami tidak merasa memukul, justru dia yang dikeroyok. Jadi dia yang dipukuli, bahkan tidak membalas sama sekali. Tidak ada baku hantam sebelum terjadi pengeroyokan itu, hanya cekcok mulut saja," katanya.
Baca juga: Pergi dari Rumah Tanpa Pamit, Pria Asal Malang Ditemukan Tewas di Ladang Rumput Gajah di Lumajang