SUMENEP, KOMPAS.com - Sejumlah warga Desa Tamidung, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menggelar demonstrasi di depan Puskesmas Batang-Batang, Selasa (28/11/2023).
Warga menuntut kepala Puskesmas Batang-batang untuk mundur dari jabatannya usai adanya kasus bayi berumur lima hari yang meninggal setelah dilakukan pengambilan sampel darah dari tumit.
Baca juga: Lokasi Sulit Dijangkau, 3 Pulau Terluar di Sumenep Jadi Perhatian KPU
Pengambilan sampel tersebut dilakukan dalam rangka Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK).
"Kami menuntut Kepala Puskesmas Batang Batang mundur dari jabatannya," kata korlap massa aksi Abdul Halim, Selasa (28/11/2023).
Halim menyebut, tindakan yang diambil oleh pihak Puskesmas Batang-batang dalam melakukan Skrining Hipotiroid Kongenital dianggap janggal.
Baca juga: Sakit Hati Cintanya Diputus, Pria di Sumenep Aniaya dan Perkosa Mantan Pacar
Pasalnya, bayi itu langsung mengalami panas tinggi dan sesak napas. Pihak keluarga menduga, terdapat salah tindakan yang dilakukan oleh Puskesmas.
"Beberapa hari setelah lahirnya anak tersebut dilakukan pengambilan sampel Skrinning Hipotiroid Kongenital, kemudian (kondisinya) mengalami kejanggalan," tuturnya.
Untuk diketahui, seorang bayi di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, berusia lima hari meninggal usai dilakukan pengambilan sampel darah dari tumit. Pengambilan sampel tersebut dilakukan dalam rangka Skrining Hipotiroid Kongenital.
Skrining Hipotiroid Kongenital merupakan skrining untuk mengetahui apakah bayi tersebut mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat permanen atau tidak.
Awalnya, buah hati dari Aziz dan Rumnaini yang merupakan warga Dusun Mojung, Desa Tamidung, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep itu lahir di Puskesmas Batang-Batang, Sumenep, Rabu (15/11/2023) lalu.
Saat lahir, kondisi bayi dan sang Ibu dalam kondisi sehat. Pihak puskesmas selanjut memperbolehkan keduanya pulang pada Kamis (16/11/2023) sekitar pukul 09.00 WIB.
Namun, pada Sabtu (18/11/2023), pihak puskesmas meminta mereka kembali karena akan melakukan pengambilan sampel darah pada bayi tersebut.
Bayi kemudian diduga langsung mengalami demam tinggi disertai sesak napas, bekas pengambilan sampel darah di tumit bayi terlihat hitam pekat.
Demam dan sesak napas tersebut berlangsung hingga Minggu (19/11/2023). Atas kejadian itu, keluarga bayi, lanjut Anwar, membawa bayi ke Puskesmas Batang-Batang. Penanganan medis langsung dilakukan.