Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemarau Panjang, Masyarakat Lintas Agama di Banyuwangi Gelar Doa Bersama Meminta Hujan

Kompas.com - 24/09/2023, 23:20 WIB
Rizki Alfian Restiawan,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Masyarakat lintas agama di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menggelar doa bersama untuk meminta hujan.

Doa bersama bareng para petani tersebut dilakukan di sekitar Dam Koperan Desa Ringintelu, Kecamatan Bangorejo.

“Kita lakukan mulai pagi. Ada umat Hindu dan Islam yang berdoa secara bergantian,” kata Kordinator Acara, Sugiono, Minggu (24/9/2023).

Sugiono mengatakan, para petani yang mengikuti doa bersama tersebut ramai-ramai membawa nasi yang ditaruh di nampan.

Baca juga: 4 Tahun Lalu Sempat Bikin Heboh, Air Sumur Bor Tanpa Pompa Ini Masih Mengalir Deras meski Kemarau

"Nasi itu untuk dimakan bersama setelah upacara doa minta hujan," ujarnya.

Dijelaskan Sugiono, doa bersama tersebut dimulai pukul 08.00 Wib. Ritual diawali oleh pemuka agama Hindu.

Setelah doa bersama umat Hindu selesai, doa dilanjutkan dengan dipimpin oleh pemuka agama umat Islam.

“Tahun lalu ada umat Kristiani juga, tapi tahun ini hanya diikuti umat Hindu dan Islam saja,” ungkapnya.

Menurut Sugiono, doa bersama lintas agama itu dilakukan karena kemarau panjang yang terus-menerus melanda Banyuwangi.

"Karena kemarau panjang sangat dirasakan oleh para petani dan warga," tutur Sugiono.

Akibatnya pertumbuhan tanaman padi dan palawija milik petani terganggu karena kurangnya asupan air.

"Hasil tani kami memang menurun drastis dibanding sebelumnya. Kami tidak mengatakan gagal panen ya," ungkapnya.

Sugiono mencontohkan, di DAM Karangdoro, Kecamatan Tegalsari biasanya debitnya sekitar 10.000 sampai 12.000 meter kubik air per detik. Kini debitnya turun hingga 7.000 meter kubik per detik.

“Tentu debit air itu tidak akan cukup mengaliri sawah yang bakunya seluas 16.165 hektar,” jelas Sugiono.

Baca juga: Kemarau Panjang, Kebutuhan Beras di Klaten hingga Akhir Tahun Dipastikan Aman

Oleh sebab itu, melalui doa bersama lintas agama tersebut, masyarakat, khususnya para petani, berharap agar turun hujan.

“Kami berharap hujan yang datang itu hujan yang berkah dan cukup. Bukan hujan yang membawa malapetaka,” harap Sugiono.

Sementara itu Sekretaris Kecamatan Bangorejo, Abdurrahman mengapresiasi upaya yang dilakukan para petani.

Doa bersama lintas agama tersebut merupakan bentuk ikhtiar masyarakat secara spiritual kepada Tuhan yang Maha Kuasa.

“Semoga ikhtiar ini membuahkan hasil, sehingga memudahkan petani dalam menggarap sawahnya,” tandas Abdurrahman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com