BLITAR, KOMPAS.com – Beberapa pria paruh baya terlihat sibuk mengurus tanduk dan kuku sapi di salah satu sudut Pasar Hewan Dimoro, Kota Blitar, Jawa Timur, Rabu (14/6/2023),
Setiap orang menangani seekor sapi. Tangan mereka cekatan membersihkan tanduk.
Bukan mencucinya menggunakan air dan sabun, tapi dengan mengupas lapisan luar tanduk menggunakan pisau.
Baca juga: Dinas Peternakan Jabar Temukan Kasus Cacar Sapi Jelang Idul Adha, Kenali Gejalanya
Pria-pria lainnya terlihat sedang memotong kuku sapi. Tampak peralatan yang mereka gunakan hampir sama dengan peralatan yang biasa digunakan tukang kayu seperti, tatah, palu, kikir, sampai gergaji besi.
Sekilas, sapi-sapi tersebut seolah tengah mendapatkan layanan pedikur dan menikur di salon.
Para pria yang berada di lokasi itu menyebut profesi mereka sebagai pekerja salon sapi seperti tulisan yang tertera pada kostum biru yang mereka kenakan, “Crew Salon Sapi”.
Baca juga: Bantul Ajukan 8 Ekor Sapi untuk Kurban Presiden Jokowi
“Agar sapi lebih terlihat bersih dan sehat. Kalau menurut kesehatan hewan kan memang bagian kuku dan kaki harus dijaga kebersihannya,” ujar salah satu pekerja salon sapi, Nurohman (55).
Para pedagang sapi di pasar hewan yang terletak di Kelurahan Dawuhan, Kecamatan Kepanjenkidul itu sudah hafal dengan keberadaan layanan salon sapi yang dijajakan Nurohman dan kawan-kawan.
Para pekerja salon sapi ini bekerja sebagai satu kelompok yang terdiri dari 4 hingga 6 orang.
Nurohman memungut biaya Rp 35.000 untuk pekerjaan membersihkan tanduk satu ekor sapi.
Nilai yang sama berlaku untuk layanan membersihkan dan memotong kuku seekor sapi.
Namun, biaya akan lebih murah jika layanan paket lengkap membersihkan tanduk dan kuku sekaligus, yakni hanya Rp 50.000.
Nurohman dan rekan-rekannya menjajakan layanan salon sapi secara berpindah-pindah dari pasar hewan yang satu ke yang lain di wilayah Blitar, Kediri dan Tulungagung.
Adapun Nurohman sendiri ialah warga asal Tulungagung.
Dia membuka layanan salon sapi di Pasar Hewan Dimoro, Kota Blitar setiap tanggal Legi dalam penanggalan Jawa, karena pasar tersebut hanya buka setiap tanggal Legi.