Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Surabaya yang Dirayakan Seminggu Setelah Idul Fitri

Kompas.com - 16/04/2023, 07:37 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Masyarakat di Jawa Timur termasuk yang berada di Surabaya mengenal tradisi syawalan yang disebut sebagai lebaran ketupat.

Di beberapa daerah, tradisi lebaran ketupat memiliki sebutan lain yaitu bakda kupat atau riyoyo kupat.

Baca juga: Sejumlah Tradisi Lebaran Ketupat dari Berbagai Daerah di Indonesia

Tradisi di bulan syawal ini tidak lepas dari perayaan Idul Fitri yang jatuh pada setiap tanggal 1 Syawal pada penanggalan Hijriyah.

Hanya saja jatuhnya lebaran ketupat tidak bersamaan dengan perayaan Idul Fitri, melainkan pada tanggal 8 Syawal atau seminggu setelah lebaran.

Baca juga: Sejarah Tradisi Beli Baju Baru Jelang Lebaran, Dimulai sejak Kapan?

Dilansir dari laman Antara, sebutan lebaran ketupat tidak lepas dari filosofi ketupat atau kupat dalam bahasa Jawa.

Masyarakat Jawa percaya bahwa ketupat atau kupat memiliki makna ‘ngaku lepat’ yang berarti mengakui kesalahan, dan ‘laku papat’ yang berarti empat tindakan.

Baca juga: Grebeg Syawal, Tradisi Lebaran di Keraton Yogyakarta: Sejarah, Jumlah Gunungan, dan Pelaksanaan

Sejarah Lebaran Ketupat

Dilansir dari laman NU Online, asal-usul tradisi lebaran ketupat terkait dengan dengan cara dakwah salah satu Wali Songo yaitu Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan ketupat.

Budayawan Zastrouw Al-Ngatawi menyebut bahwa tradisi kupatan muncul pada era Wali Songo yang berdakwah dengan memanfaatkan tradisi slametan yang sudah lebih dulu dikenal oleh masyarakat.

Tradisi ini kemudian menjadi sarana untuk mengenalkan ajaran Islam mengenai cara bersyukur kepada Allah SWT, bersedekah, dan bersilaturahmi di hari lebaran.

Sementara dilansir dari TribunJambi.com, alasan tradisi lebaran ketupat jatuh seminggu setelah Idul Fitri terkait dengan sunnah utuk berpuasa selama 6 hari di bulan Syawal.

Sehingga perayaan Idul Fitri dengan cara makan ketupat bersama-sama baru dilakukan setelah selesai menjalani puasa Syawal.

Bentuk Tradisi Lebaran Ketupat

Dilansir dari laman Kemendikbud, bentuk tradisi lebaran ketupat yang dilakukan warga Surabaya adalah dengan berkumpul dan makan bersama.

Lokasi pelaksanaan tradisi ini biasanya berada di masjid atau mushola di sekitar lingkungan tempat tinggal.

Ciri khas tradisi lebaran ketupat di Surabaya adalah setiap warga akan membawa sendiri-sendiri ketupat dari rumah masing-masing.

Kemudian diadakan acara selamatan atau bancakan, sebelum akhirnya ketupat tersebut akan kembali dibawa pulang.

Biasanya kupat yang dibawa baru dibuat sehari jelang pelaksanaan acara, dan saling dihantarkan kepada sanak saudara sebagai media silaturahmi.

Maka tak heran jika jelang lebaran ketupat akan banyak ditemukan penjual pembungkus ketupat yang terbuat dari janur.

Selain itu ada juga makanan pendamping atau orang Surabaya menyebutnya dengan ‘nggowo konco’ berupa masakan sederhana seperti kuah sup, lodeh, kare, sambal goreng ati, dan lain-lain.

Sumber: jatim.antaranews.comnu.or.idkebudayaan.kemdikbud.go.id dan jambi.tribunnews.com  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Di Stasiun Paron Ngawi, Sang Kakak Menunggu Diah yang Ternyata Telah Terbunuh..

Di Stasiun Paron Ngawi, Sang Kakak Menunggu Diah yang Ternyata Telah Terbunuh..

Surabaya
Mantan Bupati dan Anggota DPRD Jatim Ikuti Penjaringan Calon Bupati Blitar dari PDI-P

Mantan Bupati dan Anggota DPRD Jatim Ikuti Penjaringan Calon Bupati Blitar dari PDI-P

Surabaya
Pantai Ngantep di Malang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Pantai Ngantep di Malang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Surabaya
Polisi Tangkap Warga Madura yang Curi Kabel Milik PT Telkom di Jember

Polisi Tangkap Warga Madura yang Curi Kabel Milik PT Telkom di Jember

Surabaya
Pendaftaran Pilkada 2024 Jalur Independen di Kota Batu Sepi Peminat

Pendaftaran Pilkada 2024 Jalur Independen di Kota Batu Sepi Peminat

Surabaya
Gantikan Sang Ayah yang Meninggal, Syarifa Jadi Calon Haji Termuda Asal Lumajang

Gantikan Sang Ayah yang Meninggal, Syarifa Jadi Calon Haji Termuda Asal Lumajang

Surabaya
Toko Kue di Surabaya Dibobol Maling, Sejumlah Barang Hilang

Toko Kue di Surabaya Dibobol Maling, Sejumlah Barang Hilang

Surabaya
Partai PPP Situbondo Buka Seleksi Cabup dan Cawabup, Pendaftarnya Bupati hingga Mantan Rektor

Partai PPP Situbondo Buka Seleksi Cabup dan Cawabup, Pendaftarnya Bupati hingga Mantan Rektor

Surabaya
Jelang Rekrutmen PPPK dan CPNS, Warga di Sumenep Diminta Tak Percaya Calo

Jelang Rekrutmen PPPK dan CPNS, Warga di Sumenep Diminta Tak Percaya Calo

Surabaya
Lansia di Gresik Meninggal Diduga Dianiaya Tetangga

Lansia di Gresik Meninggal Diduga Dianiaya Tetangga

Surabaya
Seorang Karyawan Terluka Saat Gagalkan Perampokan Alfamart di Probolinggo

Seorang Karyawan Terluka Saat Gagalkan Perampokan Alfamart di Probolinggo

Surabaya
11 Orang Berebut Rekomendasi PDI-P untuk Maju Pilkada Sumenep 2024

11 Orang Berebut Rekomendasi PDI-P untuk Maju Pilkada Sumenep 2024

Surabaya
Tanggapi RUU Penyiaran, Akademisi Unmuh Jember: Jurnalisme Investigasi Harus Dijamin Kebebasannya

Tanggapi RUU Penyiaran, Akademisi Unmuh Jember: Jurnalisme Investigasi Harus Dijamin Kebebasannya

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com