Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11.000 Kasus PMK di 3 Kecamatan Kabupaten Malang Tidak Masuk Data Dinas Peternakan

Kompas.com - 12/06/2022, 21:51 WIB
Imron Hakiki,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Kasus wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) pada hewan Ruminansia dan Babi di Kabupaten Malang semakin meroket. Jumlah kasus terparah berada di tiga kecamatan. Yakni di Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon.

Terhitung, total kasus PMK di tiga kecamatan itu mencapai 11.000 ekor sapi dari total populasi sapi di sana sebanyak 53.000. Dari jumlah itu, 1.000 ekor di antaranya dilaporkan mati.

Fakta ini diketahui dari laporan para kepala desa dari tiga kecamatan itu dengan Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto dan anggota DPRD Kabupaten Malang.

Baca juga: Pemkot Malang Tambah Anggaran Penanganan PMK Sebesar Rp 236 Juta

Mereka melakukan rapat koordinasi penggunaan dana desa (DD) dan Anggaran Dana Desa (ADD) untuk penanggulangan PMK di Cafe Sawah, Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Minggu (12/6/2022).

Anehnya, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang mencatat jumlah kasus PMK di Kabupaten Malang hanya 5.623 ekor.

Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang, Nurcahyo membenarkan memang banyak kasus PMK yang belum terdata.

Sebab pihaknya mengaku mengalami kendala dalam melakukan pendataan. Khususnya sumber daya manusia (SDM) petugas pendataan.

"Terbatasnya petugas pendataan membuat banyak data yang tidak terkonfirmasi oleh kami (Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang," ungkapnya saat ditemui, Minggu (12/6/2022).

Dengan fakta banyaknya kasus PMK yang banyak belum terdata di tiga kecamatan itu, Nurcahyo meminta timnya berkoordinasi dengan Pemerintah Desa (Pemdes), Kantor Unit Desa (KUD) dan Pemerintah Kecamatan untuk mengidentifikasi kasus PMK di Kabupaten Malang.

Baca juga: Ciri-ciri Hewan Kurban Terjangkit PMK, Demam Hingga Kuku Lepas

"Selain itu kita juga akan menurunkan 7 tim langsung ke lapangan untuk mendampingi peternak," jelasnya.

Lebih lanjut, Didik mengaku akan mengupayakan anggaran dari belanja tak terduga (BTT) Pemkab Malang bisa teralokasikan untuk penanganan PMK kabupaten, khususnya di Kecamatan Pujon, Kasembon, dan Ngantang tersebut

"Sebab kita sadar bahwa masyarakat Pujon, Ngantang dan Kasembon sekitar 75 persen menggantungkan hidupnya dari peternakan sapi perah," jelasnya saat ditemui, Minggu.

Selain BTT, Pemerintah Kabupaten Malang sedang memformulasikan agar penanganan PMK itu juga bisa diakomodir melalui Dana Desa dan Alokasi Dana Desa (DD/ADD).

Baca juga: Jelang Idul Adha, Harga Sapi di Madura Anjlok Imbas PMK

"Khusus anggaran melalui BTT, kita upayakan dalam waktu sepekan ke depan, mekanisme penyaluran bantuannya sudah dapat dilakukan," tuturnya.

Rencananya, anggaran BTT itu semula akan dialokasikan kurang lebih sekitar Rp 3 miliar.

"Anggaran ini akan diberikan ke dalam bentuk bantuan obat, vitamin dan lainnya. Tidak menutup kemungkinan juga akan diberikan ke dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT)," bebernya.

"Tapi hal ini harus tetap dikoordinasikan kepada aparat penegak hukum (APH). Agar aturan dan pelaksanaan tidak berbuntut masalah hukum," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan Moge di Probolinggo, Polisi Cari Pengendara NMax yang Diduga Menyeberang Tiba-tiba

Kecelakaan Moge di Probolinggo, Polisi Cari Pengendara NMax yang Diduga Menyeberang Tiba-tiba

Surabaya
Pria di Malang Tewas Dianiaya Tetangganya, Pelaku 3 Kali Masuk Penjara

Pria di Malang Tewas Dianiaya Tetangganya, Pelaku 3 Kali Masuk Penjara

Surabaya
Cerita Suwito Berwajah Mirip Shin Tae-yong: Setelah Video Diunggah, Banyak yang DM Saya

Cerita Suwito Berwajah Mirip Shin Tae-yong: Setelah Video Diunggah, Banyak yang DM Saya

Surabaya
Polisi Ungkap Kronologi Suami di Tuban Meninggal Usai Cekik Istrinya

Polisi Ungkap Kronologi Suami di Tuban Meninggal Usai Cekik Istrinya

Surabaya
Kecelakaan Beruntun di Probolinggo, Pasutri Pengendara Harley-Davidson Tewas

Kecelakaan Beruntun di Probolinggo, Pasutri Pengendara Harley-Davidson Tewas

Surabaya
Mobil Satu Keluarga Tabrak Kereta di Sidoarjo, 3 Orang Luka Berat

Mobil Satu Keluarga Tabrak Kereta di Sidoarjo, 3 Orang Luka Berat

Surabaya
ABK Tewas Terjatuh di Probolinggo

ABK Tewas Terjatuh di Probolinggo

Surabaya
Terbukti Selingkuh dan Telantarkan Keluarga, Polisi di Sumenep Dipecat dengan Tidak Hormat

Terbukti Selingkuh dan Telantarkan Keluarga, Polisi di Sumenep Dipecat dengan Tidak Hormat

Surabaya
Maling Motor di Surabaya Tertangkap Usai Terjebak Macet

Maling Motor di Surabaya Tertangkap Usai Terjebak Macet

Surabaya
Kepala Kesbang Jatim Jadi Penjabat Wali Kota Madiun

Kepala Kesbang Jatim Jadi Penjabat Wali Kota Madiun

Surabaya
Dokter RSUD Grati Jadi Korban Kecelakaan Moge di Probolinggo

Dokter RSUD Grati Jadi Korban Kecelakaan Moge di Probolinggo

Surabaya
Cerita Pilu Khotijah, Ibu Remaja Korban Tawuran Maut di Surabaya

Cerita Pilu Khotijah, Ibu Remaja Korban Tawuran Maut di Surabaya

Surabaya
Saksi Ungkap Kecelakaan Rombongan Harley-Davidson di Probolinggo, Moge Saling Bersenggolan

Saksi Ungkap Kecelakaan Rombongan Harley-Davidson di Probolinggo, Moge Saling Bersenggolan

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tewas dalam Tawuran di Surabaya Sudah Kembali, Ponsel Belum Ditemukan

Sepeda Motor Korban Tewas dalam Tawuran di Surabaya Sudah Kembali, Ponsel Belum Ditemukan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com