Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RS Berbasis Kompetensi, Kemenkes: Singkronisasi Jawa Timur Termasuk yang Bagus

Kompas.com, 11 Desember 2025, 17:23 WIB
Suci Rahayu,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Ketua Tim Kerja Penataan Sistem Rujukan Direktorat Pelayanan Klinis Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Ratih Dwi Lestari, S.Kep., MARS, menyebut bahwa provinsi Jawa Timur (Jatim) berada di garis depan dalam proses persiapan penerapan sistem Rumah Sakit (RS) Berbasis Kompetensi.

Diketahui, Kemenkes akan mengubah sistem klasifikasi rumah sakit tipe A, B, C, dan D menjadi RS Berbasis Kompetensi pada 2026.

Digaungkan sejak 2023, skema tersebut nantinya berbasis pada kemampuan layanan rumah sakit secara lebih spesifik, mulai dari Dasar, Madya, Utama, hingga Paripurna berdasarkan kekuatan sumber daya manusia (SDM), sarana dan prasarana hingga alat kesehatan.

“Capaian Jawa Timur pada proses sinkronisasi data RS Berbasis Kompetensi ini pun termasuk yang bagus,” kata Ratih dalam Pertemuan Strategis di RSUP Kemenkes Surabaya, Rabu (10/12/2025).

Baca juga: BPJS Kesehatan Tunggu Regulasi Baru soal Mekanisme Rujukan Berbasis Kompetensi

Bahkan, dia mengatakan bahwa capaian Jatim jauh lebih baik daripada daerah lain. Padahal, memiliki rumah sakit terbanyak di Indonesia, sekitar 413 fasilitas.

Ratih menyebut, hingga 17 November 2025, Jawa Timur telah 100 persen menyelesaikan proses sinkronisasi awal.

“Dalam satu pekan, 89 persen rumah sakit berhasil melakukan update. Banyak daerah dengan jumlah rumah sakit jauh lebih sedikit, tapi progresnya masih di bawah 50 persen,” ujar Ratih.

“Kami sangat mengapresiasi Dinas Kesehatan dan seluruh rumah sakit di Jawa Timur,” katanya lagi.

Baca juga: Rujukan Berbasis Kompetensi dan Ketergantungan pada Rumah Sakit

Ketua Tim Kerja Penataan Sistem Rujukan Direktorat Pelayanan Klinis Kemenkes, Ratih Dwi Lestari, S.Kep., MARS, saat usai Pertemuan Strategis di RSUP Kemenkes Surabaya, Jawa Timur, Rabu (10/12/2025) sore.KOMPAS.COM/SUCI RAHAYU Ketua Tim Kerja Penataan Sistem Rujukan Direktorat Pelayanan Klinis Kemenkes, Ratih Dwi Lestari, S.Kep., MARS, saat usai Pertemuan Strategis di RSUP Kemenkes Surabaya, Jawa Timur, Rabu (10/12/2025) sore.

Dalam kesempatan itu, Ratih juga menjelaskan bahwa arah besar dari transformasi sistem itu untuk menghindari rujukan berulang yang membuang waktu pasien.

“Memastikan bahwa pasien mendapatkan layanan yang tepat di RS yang berkompeten, menghindari rujukan berulang atau ke fasilitas yang tidak memadai,” ujarnya

Selain itu, dia menyebut bahwa skema baru ini juga memperbaiki efisiensi sistem. Sebab, nantinya sistem rujukan berjenjang akan lebih terarah sesuai kebutuhan medis pasien.

Penilaiannya dilakukan pada 24 kelompok layanan spesifik, mulai jantung, saraf, trauma, hingga layanan ibu dan anak.

Baca juga: Sistem Rujukan Berjenjang BPJS Kesehatan Bakal Dihapus, Diganti Berbasis Kompetensi, Ini Perbandingannya

Direktur Utama RS Kemenkes Surabaya, dr. Martha Muliana L. Siahaan usai Pertemuan Strategis di RSUP Kemenkes Surabaya, Jawa Timur, Rabu (10/12/2025) sore.KOMPAS.COM/SUCI RAHAYU Direktur Utama RS Kemenkes Surabaya, dr. Martha Muliana L. Siahaan usai Pertemuan Strategis di RSUP Kemenkes Surabaya, Jawa Timur, Rabu (10/12/2025) sore.

Tidak Mudah, tapi Bukan Berarti Tidak Bisa

Sementara itu, Direktur Utama RS Kemenkes Surabaya, dr. Martha Muliana L. Siahaan, menegaskan bahwa perubahan sistem ini membutuhkan gotong royong banyak pihak.

Sebab, dia mengingatkan bahwa tujuan skema ini bukan kompetisi antar rumah sakit.

“Transformasi ini tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa. Ini bukan hanya tugas Menteri Kesehatan atau direktur rumah sakit. Semua pihak harus terlibat, termasuk media yang berperan besar mengawal perubahan,” ujarnya.

“Jangan rebutan jadi rumah sakit paripurna. Mari bersama kita growing up,” kata Martha lagi.

Dalam kesempatan itu, RS Kemenkes Surabaya juga memperkenalkan dua layanan unggulan terbaru untuk mendukung posisi sebagai pusat rujukan besar di kawasan Indonesia Timur.

Pertama, layanan PET Scan yang sangat penting untuk diagnosis kanker dan penyakit metabolik. Kedua, layanan radioterapi yang diharapkan memperkuat pusat kanker RSUP Kemenkes Surabaya.

“Kegiatan ini menegaskan posisi RS Kemenkes Surabaya sebagai Super Hub Rujukan Indonesia Timur, dengan penguatan layanan diagnostik, terapi kanker, Jantung, Stroke dan Uronefrologi (KJSU) serta pembangunan SDM berbasis kompetensi,” tandas Martha.

Baca juga: Kata Menkes, Sistem Rujukan BPJS Kesehatan Berbasis Kompetensi Berlaku 2026

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau