LUMAJANG, KOMPAS.com - Aktivitas pertambangan di Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dilarang untuk sementara waktu.
Hal ini disampaikan Bupati Lumajang Indah Amperawati saat meninjau dampak banjir lahar Gunung Semeru yang menimbun 15 rumah di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari.
Baca juga: Penutupan Pendakian Gunung Semeru Diperpanjang, Antisipasi Cuaca Ekstrem
Indah mengatakan, pelarangan aktivitas pertambangan ini diberlakukan karena kawasan di sepanjang aliran Sungai Regoyo kerap diterjang banjir lahar Gunung Semeru.
Menurutnya, ada banyak penambang yang bekerja di aliran Sungai Regoyo dan sudah diberikan sosialisasi terkait pelarangan aktivitas pertambangan sementara.
"Aktivitas pertambangan untuk jugosari pasti sudah tidak boleh lagi karena bahaya, kepala desa juga sudah mengumumkan kepada seluruh penambang yang beraktivitas untuk dihentikan terlebih dahulu, jumlahnya lumayan banyak," kata Indah, Rabu (10/12/2025).
Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, Kementerian PU Normalisasi Alur Sungai
Saat ini, kata Indah Pemkab Lumajang masih fokus melakukan evakuasi warga ke tempat yang aman.
Meskipun, warga enggan dievakuasi, Pemkab tetap memastikan kebutuhan warga yang mengungsi ke bukit tetap terpenuhi.
"Langkah kedaruratan yang dilakukan adalah menyelamatkan warga memastikan tidak ada lagi yang tinggal di sumberlangsep bagian bawah," terang Indah.
Baca juga: Evaluasi Penanganan Erupsi Semeru, Bupati Lumajang: Untuk Upaya Jangka Panjang
Selain itu, pihaknya juga tengah melakukan normalisasi sungai dan mengarahkan aliran air kembali ke tengah.
Harapannya, saat banjir lahar terjadi, air dan material yang dibawa tidak akan masuk ke permukiman warga lagi.
"Kemudian mencoba memperbaiki aliran lahar agar tidak mendekati permukiman, walaupun hal itu nantinya akan tertutup lagi apabila ada banjir lahar lagi," lanjutnya.
Indah menyebut, tantangan terbesar dalam proses normalisasi adalah cuaca ekstrem yang menyebabkan terjadinya banjir lahar hujan.
"Menurut prediksi BMKG, sampai akhir Desember akan ada hujan dengan intensitas tinggi secara terus menerus, ini tantangan kita semoga bisa cepat normal sebelum puncak musim hujan," tutupnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang