LUMAJANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, memastikan bahwa ratusan warga terdampak erupsi Gunung Semeru sudah menerima hunian tetap sejak 2022.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Lumajang, terdapat 246 rumah yang terdampak erupsi Gunung Semeru pada 19 November 2025. Namun, dari jumlah tersebut hanya 22 rumah yang dinyatakan rusak.
Selebihnya, sebanyak 224 rumah tidak dinyatakan rusak karena penghuninya sudah dipindahkan ke hunian tetap bumi semeru damai (BSD) Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro.
Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang, Agus Triyono mengatakan, warga di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo yang kembali terdampak erupsi Gunung Semeru sudah menerima hunian tetap di BSD Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, sejak 2022.
Baca juga: Penambangan Pasir di Lumajang Kembali Dibuka Pascaerupsi Gunung Semeru
Namun, secara jumlah jiwa, Agus mengaku bahwa pihaknya masih melakukan penghitungan.
Pasalnya, identitas warga sudah dipindahkan ke Kecamatan Candipuro dan tidak mengetahui pasti berapa warga yang kembali ke kawasan zona merah.
"Kalau rumah secara ketentuan akibat erupsi 2021 sudah tidak ada, karena mereka sudah kita pindahkan ke BSD, jadi di catatan kami sudah tidak ada rumah," kata Agus pada Senin (1/12/2025).
"Hanya ada beberapa yang di bawah itu karena dulu tidak terdampak jadi belum kita pindahkan ke BSD," ujarnya lagi.
Agus menjelaskan, pascaerupsi Gunung Semeru pada 4 Desember 2021, pemerintah telah membangun lebih dari 1.900 unit rumah di Kecamatan Candipuro, untuk warga yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) III atau zona merah.
Baca juga: Korban Luka Bakar Erupsi Gunung Semeru Sudah Boleh Pulang
Rumah tersebut juga termasuk untuk warga permukiman di Dusun Sumbersari yang saat ini mengalami dampak paling parah.
Hunian lama di kawasan zona merah diputuskan pemerintah tidak boleh lagi dijadikan tempat tinggal oleh warga.
Namun, pemerintah tetap membolehkan warga beraktivitas di siang hari untuk bekerja di Desa Sumbersari.
"Tidak boleh ditinggali tapi boleh dijadikan tempat usaha, karena ladang mereka di sini," pungkasnya.
Terkait erupsi Gunung Semeru, PVMBG menurunkan status dari level IV atau Awas menjadi level III atau Siaga pada Sabtu, 29 November 2025.
Pelaksana Tugas (Plt) Badan Geologi Lana Satria mengatakan, hasil evaluasi terpadu terhadap data pemantauan menunjukkan aktivitas Gunung Api Semeru masih didominasi proses permukaan tanpa indikasi adanya peningkatan suplai magma baru dari kedalaman.
Baca juga: Jarak Terlalu Jauh, Puluhan Siswa Terdampak Erupsi Semeru Pilih Sekolah di Tenda Darurat
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang