BANGKALAN, KOMPAS.com - 6 santri yang tewas akibat tenggelam di danau buatan di tambang galian C di Desa Parseh, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur terus didalami.
Tim Inafis dan Gegana Polda Jatim turun langsung ke lokasi untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Dari pemantauan di lapangan, tim melakukan pengecekkan kualitas udara dan kualitas air di danau buatan itu.
Selain itu, petugas juga mengecek kedalaman danau.
Baca juga: 6 Santri di Bangkalan Tewas Tenggelam, TKP di Dekat Area Wisata Bukit Jaddih
Danden Gegana Satbrimob Polda Jatim, Kompol Dian Viki Sandhi mengatakan, dari hasil pengecekan kualitas udara, pihaknya menemukan hasil adanya gas metana (CH4) sebanyak 4,6.
Diduga, angka tersebut berasal dari gas knalpot kendaraan di area tersebut.
"Itu mungkin karena ada kendaraan. Kami cek lagi dibawah hasilnya nol. Hanya di titik tengah menunjukkan angka 1 dan naik lagi ada angka 1,1 yang kemungkinan karena knalpot," ujar Dian, Kamis (21/11/2025).
Baca juga: Identitas 6 Santri Tewas Tenggelam di Bekas Galian C Bangkalan
Namun, ia menyimpulkan dari hasil keseluruhan kualitas udara di lokasi tersebut cukup aman dan tidak mengandung gas beracun.
"Di lingkungan sini aman dan tidak diindikasi gas beracun," imbuhnya.
Sedangkan untuk kualitas air, pihaknya melakukan pengecekkan di empat titik yang berbeda.
Hasilnya, tidak ditemukan kandungan kimia dari air tersebut.
"Dari hasil pengecekan menggunakan peralatan khusus, hasilnya nol. Artinya, tidak ditemukan adanya kandungan bahan kimia berbahaya," jelasnya.
Baca juga: Kronologi 6 Santri Tewas di Bekas Galian C, Berawal Saat 5 Santri Menolong 1 Temannya
Sementara itu, Kasi Ident Ditreskrimum Polda Jatim, Kompol Soekris Trihartono mengatakan, sampel air nantinya akan dilakukan pemeriksaan lanjutan di laboratorium Polda Jatim.
"Nanti akan kami ajukan pemeriksaan laboratoris," kata Soekris.
Dari hasil pengecekan di lokasi itu, diketahui panjang kolam yakni 59 meter dengan lebar 28,4 meter atau seluas 1.700 meter persegi.