BANGKALAN, KOMPAS.com - Sebanyak enam santri yang meninggal di kubangan bekas galian C di Desa Parseh, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur diduga berawal dari salah satu santri yang tenggelam.
Adapun identitas enam korban tersebut yakni Louvin (9), Rosyid Ainul Yakin (10), Reynand Azka (9), serta Salman (9) yang berasal dari Surabaya.
Adapun dua korban lain, yakni Moh Nasirudin Adrai (8) asal Kabupaten Sampang dan Muhammad Akhtar Muzain Ainul Izzi (7) asal Bangkalan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangkalan, M Zainul Qomar mengatakan, tenggelamnya enam santri bermula saat santri lain menyadari bahwa teman-temannya hilang.
"Lalu santri itu mencari dan melihat ada satu santri tenggelam. Lima santri lain mencoba membantu namun tidak berhasil dan tenggelam juga," ujar dia.
Baca juga: 6 Santri Tewas Tenggelam di Bekas Galian C Bangkalan, Ini Kesaksian Kepala Puskesmas
Santri yang melihat kejadian itu langsung melapor pada ustaz dan pengurusnya. Mereka langsung menuju lokasi dan mengevakuasi para korban.
"Selain enam korban itu, salah satu pengurus pondok ada yang dilarikan ke rumah sakit karena syok saat tiba di lokasi melihat santrinya tenggelam," ucap dia.
Proses evakuasi juga berjalan dramatis. Sebab, lokasi tersebut cukup terjal.
Akibatnya, satu per satu korban dibonceng menggunakan motor untuk dibawa ke puskesmas terdekat.
"Satu per satu anak dibawa ke puskesmas dengan memakai sepeda motor oleh pengasuh pondok secara bergantian," ucap dia.
Baca juga: Diduga Bermain di Bekas Galian C Bangkalan, 6 Santri Tewas Tenggelam
Sebelumnya, salah satu santri senior, Kholil mengungkapkan, sebelum kejadian tersebut, semua santri telah dilarang bermain di bekas galian C yang berada di dekat wisata Bukit Jaddih.
Sebab, lokasi bekas galian C itu cukup dalam dan berbahaya.
Apalagi, kubangan tersebut dipenuhi air dan berbentuk menyerupai danau yang cukup dalam.
"Sejak awal sudah diberikan larangan agar tidak mendekati area kubangan itu," kata dia.
Namun, larangan itu diduga tak diindahkan oleh enam bocah yang masih duduk di kelas 1 dan 2 sekolah dasar.
Diduga, mereka berenam justru bermain di bekas galian C dan tenggelam tanpa sepengetahuan orang dewasa.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang