PAMEKASAN, KOMPAS.com - Diduga terjadi pemotongan bantuan sosial (bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar Rp 850.000 di Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.
Informasi yang dihimpun Kompas.com, pemotongan dana PKH diduga dialami oleh penerima atas nama Jumaati, warga Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan.
Saudara Jumaati, Abd Aziz mengungkapkan, ada pemotongan yang dilakukan pendamping PKH berinisial R di Kecamatan Tlanakan sebesar Rp 850.000.
"Jumaati hanya menerima Rp 1.200.000, seharusnya ia menerima sebesar Rp 2.050.0000," ungkapnya, Rabu (12/11/2025)
Baca juga: 561 Keluarga di Kendal Batal Dapat PKH karena Pernah Judi Online
Menurut dia, Jumaati meminta tolong kepada tetangganya yang merupakan pendamping PKH berinisial R dengan menyerahkan kartu ATM lengkap dengan password-nya.
Namun, uang yang diterima ternyata tidak utuh, sehingga Jumaati melaporkan kejadian itu kepada keluarganya yang lain.
"Jumaati bercerita kepada saya kalau hanya menerima bantuan sebesar Rp 1,2 juta," katanya.
Abd Aziz mengatakan, kartu ATM dan password sengaja dikumpulkan oleh oknum pendamping PKH berinisial R untuk dicairkan secara kolektif.
Koordinator Kabupaten (Korkab) PKH Pamekasan, Lukman Hakim saat dikonfirmasi mengaku sudah memanggil pendamping PKH di Kecamatan Tlanakan berinisial R.
"Setelah kami panggil dan konfirmasi bukan pendamping R yang menerima ATM dan password dari Jumaati, tapi keluarganya," ujar dia.
Baca juga: Mensos: 30.000 Masyarakat Sanggah Bansos, Sadar Diri Tak Layak Dapat Bantuan
Menurut dia, ATM dan password bukan dikumpulkan melainkan Jumaati sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang mendatangi rumah pendamping R.
"Saat itu R sedang tidak ada di rumah dan diterima keluarganya. Uang diambil di mesin ATM dan diberikan kepada Jumaati sebesar Rp 1,2 juta," katanya.
Menurut Lukman Hakim, kasus ini bukan pemotongan uang bansos. Namun, menurut dia, pada pengambilan pertama di ATM memang tidak bisa dicairkan sekaligus senilai Rp 2.050.000.
Oleh karena itu hanya diambil Rp 1 juta. "Namun keluarga R memberikan uang ke Jumaati sebesar Rp 1,2 juta dan sisanya direncanakan akan dilunasi pada hari kedua saat semua uang bisa diambil," katanya.
Setelah itu, uang dicairkan dan diserahkan total kepada Jumaati.
"Sudah terbayar semua ke KPM tersebut sebesar Rp 2.050.000," ucapnya.
Pihaknya berharap kejadian ini menjadi evaluasi kepada semua pendamping, termasuk kepada KPM agar tidak menyerahkan rekening PKH dan password-nya kepada siapa pun.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang