Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SDN Tamberu 2 Masih Disegel, DPRD Pamekasan Usulkan Relokasi dan Bangun Gedung Baru

Kompas.com, 31 Oktober 2025, 18:54 WIB
Fathor Rahman,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan mengusulkan agar Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tamberu 2 yang terletak di Desa Tamberu, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan, direlokasi.

Usulan ini muncul sebagai langkah untuk mempercepat penyelesaian masalah yang dihadapi sekolah setelah disegel oleh ahli waris pada Minggu (19/10/2025).

Akibat penyegelan tersebut, 111 siswa kini terpaksa belajar di tenda darurat yang didirikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Ketua Komisi IV DPRD Pamekasan, Halili, menegaskan bahwa solusi tercepat untuk mengatasi situasi siswa SDN Tamberu 2 adalah dengan merelokasi sekolah.

Baca juga: SDN Tamberu 2 Masih Disegel, Bupati Pamekasan Wacanakan Relokasi Sekolah

"Sekolah sebaiknya direlokasi ke lahan milik pemerintah," katanya pada Jumat (31/10/2025).

Halili menjelaskan bahwa dalam pertemuan dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), terdapat tiga opsi untuk menyelesaikan masalah penyegelan sekolah tersebut.

Opsi-opsi tersebut adalah membeli tanah SDN Tamberu 2 dari ahli waris, melakukan relokasi dan membangun gedung baru, serta meregrouping sekolah.

Namun, Halili menilai bahwa opsi relokasi adalah yang paling tepat, karena dinilai lebih cepat dan aman dari potensi konflik.

"Jika dilakukan opsi pertama, yaitu membeli tanah dari ahli waris, prosesnya akan lebih lama. Pemerintah memberikan syarat Letter C yang dimiliki ahli waris harus diubah menjadi sertifikat, dan pihak ahli waris kesulitan untuk mengubahnya," ujarnya.

Baca juga: Sekolah Disegel, 111 Siswa SD Tamberu 2 Pamekasan Telantar, Belajar di Tenda Tanpa Kursi

Dia menambahkan bahwa Badan Pertanahan Nasional (BPN) meminta keterangan tanah bersengketa bukan aset pemerintah, dan negosiasi harga tanah pun masih alot.

"Sementara pemerintah membeli aset harus berdasarkan apraisal," ucapnya.

Halili juga mengungkapkan bahwa opsi regrouping sekolah tidak tepat, mengingat jumlah siswa yang banyak dan kemungkinan penolakan dari wali murid terkait jarak sekolah.

"Jadi kami mengusulkan untuk dipertimbangkan direlokasi dan bangun gedung baru," ujarnya.

Baca juga: Imbas Penyegelan SD Tamberu 2, Bupati Pamekasan Segera Data Lahan Sekolah Bermasalah

Sementara itu, Kepala Disdikbud Pamekasan, Mohamad Alwi, mengaku belum dapat memberikan keputusan final mengenai usulan tersebut.

Namun, dia memastikan bahwa regrouping sekolah tidak akan menjadi pilihan.

"Yang jelas kita tidak akan regrouping tapi akan cari solusi yang terbaik," ucapnya.

Alwi menambahkan bahwa pihaknya masih mengagendakan rapat dengan bupati dan wakil bupati Pamekasan, serta sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.

"Waktunya kami masih menunggu petunjuk dari Pak Sekda," imbuhnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Surabaya
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Surabaya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau