BANYUWANGI, KOMPAS.com - Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan menu ayam bumbu merah diduga menjadi penyebab 112 siswa MAN 1 Banyuwangi, Jawa Timur mengalami gejala keracunan, Kamis (23/10/2025).
Menu MBG yang disantap para siswa pada sehari sebelumnya itu menyebabkan para siswa mengalami gejala infeksi bakteri, seperti pusing, mual, demam, dan diare.
"Menu makanan yang diduga menjadi penyebab (keracunan) adalah ayam bumbu merah. Saat ini sampelnya sudah dikirim ke Labkesda (Laboratorium kesehatan daerah) Banyuwangi untuk diperiksa," kata Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Kamis (23/10/2025).
Selain mengambil sampel semua makanan, Dinas Kesehatan Banyuwangi mengambil sampel alat makanan hingga air bersih serta rectal swab siswa untuk diperiksa.
Baca juga: 112 Siswa MAN 1 Banyuwangi Diduga Keracunan MBG, Alami Gejala Infeksi Bakteri
Nantinya, hasil pemeriksaan akan diumumkan dalam satu hingga dua hari.
Amir mengatakan, terdapat 83 siswa yang mengalami gejala diare, sedangkan 29 lainnya mengalami pusing, mual, dan demam.
Gejala tersebut baru dirasakan beberapa jam setelah makanan dikonsumsi karena biasanya tanda infeksi bakteri intersep atau baru dirasakan setelah 6-8 jam.
Semua siswa dirawat di sekolah oleh tenaga kesehatan Puskesmas Sobo dibantu Dinas Kesehatan Banyuwangi.
Tidak ada siswa yang dirujuk ke rumah sakit.
"Sudah diperiksa dan diobati semua. Sampai sore tadi masih ada yang dirawat (di sekolah), setelah pulih bisa pulang," ujarnya.
Dengan adanya insiden ini, Dinkes Banyuwangi menekankan agar Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi yang belum mengurus Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) untuk segera menuntaskannya.
Baca juga: Air untuk Memasak Tak Penuhi Standar, Alasan 11 Dapur MBG Kendal Belum Kantongi SLHS
Dengan sertifikasi, SOP pelaksanaan hingga sarana dan prasarana SPPG juga lebih menjadi terstandar sebab SLHS baru bisa diproses ketika pengolah makanan sudah mengikuti pelatihan dan diuji kompetensinya untuk mendapat sertifikasi.
"Seluruh sarpras, sanitasi, limbah, sampah, sirkulasi udara, hingga kelembaban yang ada di SPPG harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku," kata dia.
Amir mengimbau agar sekolah menjaga higienitas dan mempercepat distribusi makanan yang datang.
"Jangan ditunda. Handling secara higienis, pastikan rantai makanan tetap higienitas hingga dikonsumsi anak dan kembali ke SPPG," kata dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang