Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petugas SPBU di Sampang Dibacok dan Ditembak, Berawal dari Aplikasi MyPertamina Tak Bisa Dipindai

Kompas.com, 22 Oktober 2025, 12:40 WIB
Yulian Isna Sri Astuti,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SAMPANG, KOMPAS.com - Aksi penganiayaan yang terjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, terus didalami polisi.

Diduga, peristiwa itu berawal dari barcode di aplikasi MyPertamina yang tidak bisa dipindai.

Menurut rekan kerja korban, Ahmad Abdul Aziz mengatakan, kejadian bermula saat ia didatangi pelaku yang hendak membeli pertalite pada pukul 01.00 pada Senin (20/10/2025). Pelaku menggunakan mobil Toyota Avanza warna putih.

Baca juga: Petugas SPBU di Sampang Dikeroyok, Pelaku Terekam CCTV

Namun, saat hendak melakukan transaksi, barcode di aplikasi MyPertamina di ponsel pelaku tak bisa dipindai akibat terlalu kecil.

"Barcodenya itu kecil jadi tidak bisa di-scan. Saya bilang ke orangnya kalau tidak bisa, orangnya lalu marah-marah," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (22/10/2025).

Melihat Ahmad kesulitan memindai barcode itu, korban yakni Hairuddin (29), warga Desa Banjar Talelah, Kecamatan Camplong, sekaligus petugas SPBU itu membantu Ahmad.

"Ya akhirnya bisa, tapi karena orangnya keburu marah-marah jadi transaksi tidak dilanjutkan," ucapnya.

Baca juga: 100 Perahu Nelayan Kepung dan Usir Kapal Patronas di Sampang

Pelaku yang saat itu masih di dalam mobil lalu keluar dan menunjukkan keris ke Ahmad dan Hairuddin.

"Lalu teman saya itu tanya ke saya, itu (pelaku) mabuk ya. Orangnya (pelaku) dengar lalu bilang enggak mabuk dan berkata kasar," imbuhnya.

Pelaku yang naik pitam lalu menghubungi temannya. Tak sampai 5 menit, dua teman pelaku datang membawa celurit.

Tiga orang tersebut lalu mulai menganiaya Hairuddin. Saat itu, Hairuddin hanya menangkis celurit pelaku menggunakan sarung.

Namun, tiga pelaku yang membabi buta terus mengejar Hairuddin dan menganiaya sampai terluka.

"Lalu korban terluka di bagian kepalanya masih sempat menangkis celurit pelaku. Lalu salah satu teman pelaku mengeluarkan senjata api dan menembak kaki korban namun meleset. Dua kali itu ditembakkan," ungkapnya.

Ahmad lalu menghubungi petugas dan pemilik SPBU. Korban dan pelaku berhasil dilerai. Korban mengalami luka parah di kepala dan tubuhnya, sedangkan pelaku melarikan diri.

"Sekarang korban masih dirawat di ICU di RSUD Moh Zyn. Kondisinya membaik namun masih dirawat intensif," jelasnya.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Sampang, AKP Eko Puji mengatakan, petugas masih melakukan pendalaman atas kasus tersebut, termasuk kepemilikan senjata api pelaku.

"Masih kami dalami. Sudah ada lebih dari dua orang saksi yang kami periksa," singkatnya.

Sebelumnya, Hairuddin mengalami luka parah saat berjaga di SPBU Camplong usai dikeroyok tiga orang. Aksi pengeroyokan itu bahkan terekam kamera pengawas di SPBU.

Dalam rekaman telrihat, pelaku sebanyak tiga orang dan membawa senjata tajam serta senjata api. Tiga pelaku mengeroyok korban hingga mengelurkan banyak darah.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau