TUBAN, KOMPAS.com - Pemerintah Desa Tasikharjo berencana menuntut pertanggungjawaban PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) Tuban atas pengabaian keselamatan warga saat terjadi kebakaran kilang minyak.
Kepala Desa Tasikharjo, Damuri mengatakan, ratusan warganya panik berlarian untuk menyelamatkan diri dan mengungsi secara mandiri saat melihat kebakaran terjadi di kilang PT TPPI pada Kamis (16/10/2025) sekira pukul 11.30 WIB.
Pihak perusahaan justru terkesan diam, tidak ada upaya evakuasi warga ataupun memberikan informasi yang jelas terkait keselamatan warga sekitar saat terjadi kebakaran.
Baca juga: Kebakaran Kilang PT TPPI Tuban Dipicu Adanya Kebocoran Pompa
"Warga takut dan trauma asap dari kebakaran tersebut beracun, jadi warga berlarian mengungsi secara mandiri," kata Damuri saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (17/10/2025).
Damuri mengaku dirinya sempat berusaha menghubungi pihak perusahaan untuk meminta informasi kejadian, tapi tidak ada satu pun jawaban dari perusahaan.
Baca juga: Kebakaran Disertai Ledakan Terjadi di Kilang PT TPPI Tuban, Warga Panik Berlarian
Pihaknya juga akan tetap menuntut tanggung jawab perusahaan atas dampak yang terjadi di kilang PT TPPI, karena kejadian ini menyangkut keselamatan masyarakat.
"Saya tahu BUMN ini harus kita lindungi. Tapi, BUMN juga harus melindungi warga," ujarnya.
Menurutnya, sebelum kebakaran melanda kilang PT TPPI tersebut, pihaknya sempat berkeinginan menggelar dialog dengan pihak perusahaan terkait relokasi warga.
Namun, keinginannya untuk memperjuangkan warganya tersebut tidak pernah mendapatkan tanggapan dari pihak PT TPPI Tuban.
Rencananya, pihak pemerintah desa akan berkirim surat resmi ke Bupati dan DPRD Tuban serta Kementerian terkait atas persoalan warga sekitar PT TPPI.
"Ini bukan sekadar protes, tapi demi keselamatan warga, karena sejak dulu kami minta dialog dan relokasi, tapi enggak pernah ada tanggapan," ungkapnya.
Sementara, Manager CSR & Comrel PT TPPI, Tinoto Hadi Sucipto mengatakan, setelah melihat situasi dan kondisi, pihak perusahaan belum sempat untuk memberikan declare evakuasi.
Meski begitu, pihak perusahaan sudah mengirimkan bus untuk membantu, namun warga yang panik sudah lebih dulu melakukan evakuasi.
"Dari perusahaan melihat situasi dan kondisi belum sampai untuk di declare evakuasi. Tapi, warga yang panik sudah lebih dulu melakukan evakuasi," kata Tinoto Hadi Sucipto.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang