PASURUAN, KOMPAS.com - Mayat Mukhamad Syakur (37), salah satu korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, ditemukan setelah dinyatakan hilang selama tiga bulan. Kondisi mayat 80 persen.
Jasadnya ditemukan di pinggir Pantai Jembrana, Bali pada Senin (06/10/2025). Tubuhnya masih 80 persen utuh, termasuk barang-barang dan identitasnya.
"Setelah ditemukan, kami selaku keluarga memastikan dan melihat sendiri kondisi jasad kakak hampir utuh, 80 persen," ungkap Agus, sepupu korban, Rabu (08/10/2025).
Agus menjelaskan bahwa sebelum melakukan penjemputan jasad di Bali, mereka menemukan Mukhamad Syakur terkubur di pasir pantai.
Baca juga: 1 Jenazah Diduga Korban KMP Tunu Jaya Belum Teridentifikasi, Dimakamkan sebagai Mr X
Meski sudah tiga bulan dinyatakan hilang akibat tenggelamnya kapal, kondisi jenazahnya cukup mengejutkan.
Dia memberikan rincian mengenai kondisi jasad tersebut. Menurut Agus, bagian kepala, terutama kulit wajah dan rambut atas, hanya terkelupas, sementara bagian belakang kepala masih memiliki sisa kulit.
Badan jasadnya terlihat utuh, meskipun pergelangan tangan kanan hanya tersisa tulang.
Tangan kirinya masih utuh, sedangkan di bagian kaki, lutut depan terkelupas namun betisnya masih dalam kondisi baik.
"Jaket dan baju yang dipakai juga masih utuh. Termasuk tas pinggang masih menempel di perutnya," tambah Agus.
Lebih lanjut, Agus mengungkapkan bahwa saat jenazah tiba di rumah duka di lingkungan Kranggilan, Krapyakrejo, Kecamatan Gadingrejo, ratusan pelayat sudah menunggu.
"Setelah jenazah datang, warga langsung menggelar tahlil dan shalat jenazah di masjid, kemudian dikuburkan di pemakaman umum," ujarnya.
Baca juga: Satu Jenazah Korban Tenggelamnya KMP Tunu Jaya Teridentifikasi, Warga Desa Anturan Buleleng
Di mata warga, Mukhamad Syakur dikenal sebagai perajin mebel yang rutin mengirim produknya ke Bali.
Meskipun usaha sempat terhenti selama pandemi Covid-19, dalam tiga tahun terakhir, usaha tersebut kembali normal.
Sakhiya, adik kandung Syakur, menambahkan bahwa kakaknya dikenal baik dan selalu patuh kepada orang tua serta senang berbagi dengan sesama.
Rencananya, korban akan menggelar peringatan 10 Muharam dan berbagi dengan anak yatim piatu sebelum tragedi tersebut terjadi.
"Kami keluarga sudah ikhlas. Almarhum dikenal sebagai orang baik," pungkas Sakhiya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang