SIDOARJO, KOMPAS.com - Salah satu wali santri mengembalikan uang santunan yang diberikan pihak Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
Wali santri tersebut merupakan orangtua dari korban ambruknya mushala Al Khoziny atas nama Muhammad Sholeh bin Abdurrahman (22 tahun).
Sholeh merupakan santri asal Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka.
Dewan Pengasuh Pesantren Al Khoziny, KHR Muhammad Ubaidillah Mujib mengatakan, uang santunan yang diberikan oleh keluarga Sholeh sebagai bagian dari duka cinta dan permintaan maaf.
“Kami turut berbela sungkawa. Semoga almarhum Sholeh wafat dalam keadaan husnul khatimah, karena meninggal saat shalat dan dalam posisi sebagai penuntut ilmu,” kata Mujib dalam keterangannya, dikutip Senin (6/10/2025).
Dalam keterangannya, tidak disebutkan berapa nominal santunan itu. Namun, santunan itu awalnya diberikan sebagai biaya kargo pemulangan jenazah Sholeh ke kampung halaman.
Kendati begitu, uang tersebut dikembalikan lagi oleh Abdul Fattah, kakak kandung korban. Alasannya, karena ingin mengharap rida dari kiai dan guru di pesantren.
“Kami tidak mau menerima santunan itu bukan karena apa-apa, hanya ingin mendapatkan ridanya kiai dan guru di pesantren. Semoga doa dan rida Beliau menjadi keberkahan bagi almarhum dan keluarga kami yang ditinggalkan,” kata Abdul Fattah.
Bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan shalat ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).
Baca juga: Kisah Zidan Selamat dari Reruntuhan Mushala Ponpes Al Khoziny dan Ucapan Terakhir untuk Temannya
Berdasarkan analisis tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny yakni kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban dari kapasitas seharusnya.
Dari hasil penanganan runtuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo selama sepekan berjalan, korban yang terevakuasi sebanyak 169 orang.
Korban yang selamat sebanyak 104 orang, sebagian masih menjalani perawatan di rumah sakit terdekat.
Adapun korban meninggal dunia sejauh ini berjumlah 65 orang, enam di antaranya ditemukan sebagai bagian tubuh.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang