Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Santri Evakuasi Adiknya yang Meninggal Saat Tragedi Ponpes Al Khoziny

Kompas.com, 6 Oktober 2025, 18:48 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Maulana Alfan Ibrahimavic (13), salah satu korban meninggal ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, sempat dievakuasi oleh kakaknya yang juga santri di sana.

Keluarga korban, Juliana mengatakan, anaknya, Ahmad Kevin (17) lebih dahulu mondok di Ponpes Al Khoziny. Kemudian, Alfan tertarik untuk mengikuti jejak sepupunya tersebut.

"Tiga bulan, iya (baru lulus SD), dari kecil memang ingin mondok, saudara saya kan mondok di sana, saya, bunya (Alfan), semua alumni sana," kata Juliana di rumah duka, Senin (6/10/2025).

Baca juga: BNPB: Tim SAR Sempat Gatal-gatal Selama Proses Evakuasi di Ponpes Al Khoziny

Singkat cerita, kata Juliana, Kevin dan Alfan shalat di bangunan tiga lantai itu saat kejadian pada Senin (29/9/2025). Anaknya sempat merasa ada benda jatuh, namun tetap melanjutkan ibadahnya.

Akhirnya, Kevin pun tertimpa bongkahan beton mushala Ponpes Al Khoziny yang mulai berjatuhan. Akan tetapi, dia berhasil keluar setelah beberapa meter merangkak di celah sempit reruntuhan.

"Dia (Kevin) dipanggil temannya suruh angkat Alfan adiknya, itu dia lari masuk lagi, mencari adiknya. Adik sepupu satunya, Muhammad Reza, sampai sekarang masih belum ditemukan," ujarnya.

Baca juga: Kebut Identifikasi Korban Ponpes Al Khoziny, Tim DVI Polda Jatim Pakai 2 Metode Sekaligus

Kevin merasa kesulitan ketika berusaha mengevakuasi adik sepupunya itu dari lokasi kejadian. Bahkan, dia sempat terjatuh ketika menggendong korban yang sudah dalam kondisi lemas.

"Adiknya kan besar, dia enggak bisa, maksudnya mau angkat itu bebannya. Kevinnya waktu itu sudah enggak kuat, duduk ketika mau jalan lagi adiknya sudah ditarik ke rumah sakit," jelasnya.

"(Alfan) sadar ketika dia sama Kevin digendong itu masih bilang 'mas' begitu. (Bilang) mas tapi dengan suaranya itu agak lirih, mungkin enggak bisa napas atau apa," tambahnya.

Alfan dikabarkan meninggal dunia dalam perjalanan ke Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo. Sedangkan, Kevin sudah sehat usai dirawat di RSUD dr. Soewandhie Surabaya.

"Sudah enggak bisa (tertolong), yang luka tangannya saja sama perutnya. Kalau Kevin itu kaki, punggung, terus dadanya, sempat dirawat takut ada yang retak katanya, tapi sudah pulang," ucapnya.

Juliana mengungkapkan, pihak keluarga sudah ikhlas dengan meninggalnya santri tersebut. Dia berharap, petugas bisa segera menemukan satu keluarganya lagi yang masih belum pulang.

"Pertama kali syok lihat anaknya seperti itu tapi akhirnya menerima ikhlas dan rida. Dia meninggal dalam keadaan sudah berwudu, saat shalat, doakan saja semoga diberi ketabahan," tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, skala korban jiwa dalam tragedi ini cukup besar dibanding bencana-bencana lain yang terjadi sepanjang 2025.

“Korban kali ini di sepanjang tahun 2025 adalah korban cukup besar menurut BNPB,” kata Deputi III Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen Budi Irawan, Senin (6/10/2025).

Budi membandingkan bencana-bencana sebelumnya, seperti gempa bumi di Poso, Sulawesi Tengah dan banjir bandang di Bali yang tidak memakan korban lebih dari 50 jiwa.

“Dari bencana-bencana alam yang terjadi, baik gempa bumi di Poso, di tempat lain, lalu banjir di Bali semuanya korbannya hanya sedikit, ini cukup banyak 50 orang,” ujarnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau