BANGKALAN, KOMPAS.com - Salah satu korban ambruknya mushala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo berhasil diidentifikasi.
Korban yakni Nuruddin (13) asal Desa Karang Gayam, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Jenazah dimakamkan pada Minggu (5/10/2025).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kabupaten Bangkalan, M Zainul Qomar mengatakan, pihaknya menuju Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya, selepas magrib untuk ikut mengawal jenazah Nuruddin.
"Lalu sekitar jam 21.00 jenazah tiba di rumah di Desa Karang Gayam, Kecamatan Blega," ujarnya, Senin (6/10/2025) dini hari.
Baca juga: Pengangkatan Puing Runtuhan Ponpes Al Khoziny Diprediksi Berakhir Selasa
Qomar mengatakan, setelah tiba di rumah, jenazah yang sudah di dalam peti itu lalu dishalati. Pihak keluarga juga sempat meminta izin melihat jenazah tersebut.
"Pihak keluarga meminta ijin melihat jenazah, lalu mereka merasa lega bisa melihat almarhum. Karena sebelumnya ibunya sempat histeris," kata dia.
Setelah dishalati, jenazah lalu dimakamkan di desa asalnya. Pemakaman dilakukan dengan tidak membawa masuk peti karena liang lahat tidak cukup.
"Sehingga pemakaman dilakukan tanpa peti," ujarnya.
Ia mengatakan, kedua orangtua almarhum sebelumnya bekerja di Kecamatan Porong Sidoarjo dan memilih memondokkan puteranya di Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo agar tidak jauh dari orangtuanya.
Baca juga: Sepekan Evakuasi Korban Mushala Ponpes Al Khoziny Ambruk: 53 Meninggal Dunia, 8 Teridentifikasi
Qomar mengatakan, saat ini pihaknya masih terus siaga sembari menunggu informasi hasil identifikasi tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim.
Sebelumnya, Nuruddin berhasil diidentifikasi oleh tim DVI Polda Jatim melalui gigi, medis dan barang kepemilikan korban.
Ada dua santri asal Bangkalan, yakni Nuruddin dan Ahmad Rijalul Haq yang menjadi korban ambruknya Pondok Pesantren Al Khoziny.
Kedua santri itu tertimbun reruntuhan bangunan mushala dan dievakuasi oleh petugas penyelamat setelah melewati masa golden time.
Dua jenazah diduga dalam kondisi rusak sehingga identifikasi menggunakan gigi, medis dan properti yang dikenakan korban.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang