Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Batik Kertabumi Jember, Lahir dari Himpitan Pandemi Covid-19

Kompas.com, 2 Oktober 2025, 19:02 WIB
Mega Silvia,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Mereka dilatih langsung oleh Misbah, dan sebagian juga belajar melalui Balai Latihan Kerja (BLK).

“Kenapa perempuan? Karena mereka lebih luwes, teliti, dan telaten,” ungkap Misbah.

Tanpa strategi pemasaran digital yang gencar, Batik Kertabumi berkembang secara organik.

Produk mereka kini sudah menjangkau Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan, hingga Maluku.

Baca juga: Mengenal Batik Widji, Punya 14 Motif Paten Khas Kendal dari Lemah Teles hingga Sembur Angin

Beberapa instansi Pemerintah, seperti Pemkab Jember hingga Kodim 0824/Jember, juga instansi swasta, seperti perguruan tinggi, kerap memesan untuk keperluan seragam dan souvenir.

Ia mengaku bisa menerima pesanan dengan motif dan jumlah berapa pun.

Cinta batik

Misbah mengaku, membatik bukan hanya soal ekonomi, melainkan warisan budaya yang harus ditanam sejak dini, di keluarga, di masyarakat, dan di sekolah.

Sebagai guru seni budaya dan pengampu ekskul seni rupa, ia mengaku berusaha menanamkan nilai-nilai kecintaan terhadap batik kepada siswanya.

Di rumah, kedua putrinya yang masih sekolah dan kuliah juga dididik untuk mencintai budaya Bangsa.

“Orang kalau pakai batik, apalagi yang desainnya eksklusif, mereka bangga. Itu bentuk mencintai budaya juga,” ujar dia.

Baca juga: Omzet Menurun, Perajin Batik Motif Banteng Asal Kota Batu Lebih Pilih Garap Diecast

Produk batik yang dibuat dari usaha rumahannya  adalah batik cap dan tulis. Harga batik di Kertabumi Jember bervariasi. Mulai dari Rp 150.000-Rp 400.000 tergantung jenis dan tingkat kerumitannya.

Batik cap bisa selesai dalam sehari, sementara batik tulis memerlukan waktu hingga seminggu.

Misbah mengaku tidak membandrol batik tulis dengan harga mahal seperti harga pasar pada umumnya.

"Batik tulis paling mahal Rp 400.000, kalau terlalu mahal tidak dilirik pasar," ungkap dia.

Selain mendesain sendiri tiap motif batiknya, Misbah juga membuat cetakan cap motif manual menggunakan kertas.

Musbahudin mengawasi adik iparnya, Siti Muyasaroh yang turut menjadi pegawainya di Batik Kertabumi Jember Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Kamis (2/10/2025).KOMPAS.com/Mega Silvia Musbahudin mengawasi adik iparnya, Siti Muyasaroh yang turut menjadi pegawainya di Batik Kertabumi Jember Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Kamis (2/10/2025).

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau