SURABAYA, KOMPAS.com - Dari sekian banyak santri yang menjadi korban robohnya mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Alfatih Cakrabuana yang paling beruntung.
Siswa kelas 3 SMP itu adalah salah satu yang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat pada Rabu (1/10/2025) sore kemarin.
Selama 3 hari sejak Senin (29/9/2025), Alfatih ikut terkubur di tengah material bangunan. Namun, dia dalam kondisi tertidur.
Baca juga: Evakuasi Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Beralih Menggunakan Alat Berat
Abdul Hanan, sang ayah, mengatakan, berdasarkan penuturan putranya, kondisi fisik alfatih relatif aman dari reruntuhan material bangunan.
"Tubuhnya terbenam pasir, dan kepalanya terlindungi oleh atap seng," katanya kepada wartawan di RSUD Notonegoro Sidoarjo, Kamis (2/10/2025).
Alfatih sendiri tidak mengetahui pasti peristiwa robohnya atap mushala pesantren, tempatnya tinggal selama 2 tahun terakhir.
Baca juga: Evakuasi Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Crane Dikerahkan
Karena sebelum shalat ashar waktu kejadian, dia mengaku tidur di mushala tersebut dan tidak ikut jemaah shalat ashar.
"Saya sudah tidur sebelum shalat ashar," jelasnya.
Saat kejadian atap jebol dan runtuh, dia hanya merasa ada yang jatuh menimpa tubuhnya.
"Setengah sadar saya tanya ke teman saya ada apa? Teman saya menjawab ada atap ambrol, lalu saya tidur lagi," ucapnya.
Selama tidur, dia mengaku bermimpi sedang berjalan-jalan di lorong yang gelap. Dia juga mengaku minum air dari selang.
Saat bangun tidur, dia mengaku ada yang mengetuk seng yang menutupi wajahnya.
"Saya kira yang mengetuk tukang, ternyata sudah ada tim SAR," katanya.
Dari situ dia langsung dievakuasi ke RSUD Notopuro Sidoarjo. Tak ada luka serius di tubuhnya. Hanya beberapa goresan kecil di bagian kaki dan tangannya.
Di bagian lain, Abdul Hanan sang ayah mengaku sangat khawatir dengan keadaan Alfatih. Dia mengaku selama 3 hari tidak tidur menunggu kepastian nasib putranya di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo.