SURABAYA, KOMPAS.com - Bupati Sidoarjo Subandi mengaku bakal mengevaluasi bangunan dan juga sistem pendidikan di seluruh pondok pesantren di wilayah kerjanya.
Langkah ini diambil pasca tragedi yang terjadi di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
Di sisi lain, sejumlah santri menyebut, ada semacam tradisi yang membuat santri ikut membantu mengecor pada bangunan ponpes tersebut. Aktivitas ini menjadi bentuk konsekuensi yang harus dilakukan oleh santri yang tepergok bolos dari kegiatan ponpes.
Baca juga: Kondisi Haikal, Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny Terus Membaik
"Apa yang dijadikan arahan Pak Menteri, sebagai koreksi kita untuk lebih mengecek kembali semua pendidikan pondok pesantren yang ada di Sidoarjo," kata Subandi saat ditemui di RSUD R.T. Notopuro, Sidoarjo, Kamis (2/10/2025).
Sebelumnya, Pakar Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menyebut, musala tiga lantai di Ponpes Al Khoziny ambruk karena adanya kegagalan konstruksi.
Subandi mengatakan, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo bakal berkonsultasi dengan para pakar, untuk memastikan bahwa seluruh bangunan aman digunakan untuk kegiatan santri.
"Kita sudah sampaikan, akan kita kawal, kita kerja sama dengan ITS ya. (Apakah) sesuai dengan konstruksi, betul-betul nyaman untuk anak-anak pesantren, tidak ada rasa takut," kata dia.
Baca juga: 2 Santri Asal Surabaya Meninggal dalam Tragedi Reruntuhan Mushala Ponpes Al Khoziny
"Ya mudah-mudahan nanti ke depan kita akan perbaiki kembali terkait pondok pesantren yang ada di Sidoarjo. karena Sidoarjo ada kurang lebih 129 pondok pesantren," tambah Subandi.
Meski begitu, kata Subandi, Pemkab Sidoarjo saat ini masih fokus pada proses evakuasi korban yang masih tertimbun lokasi bencana.
Setelah semua rampung, pengecekan terhadap izin bangunan dan tradisi ikut mengecor oleh para santri, baru akan dilakukan.
"Setelah menolong selesai baru nanti kita bersama-sama nanti berkoordinasi dengan pendiri pondok seperti apa, kan enggak mungkin dengan posisi hari ini kita mau menyampaikannya," ujar dia lagi.
Baca juga: UPDATE Tragedi Ponpes Al Khoziny, Basarnas: 18 Santri Dievakuasi, 5 Meninggal, 13 Selamat
"Nanti kita imbau bersama biarkan anak-anak ini betul-betul belajar secara maksimal. Rasa gotong-royongnya tetap ada, cuma jangan sampai ada kegiatan yang begitu parah," tutup Subandi.
Diberitakan sebelumnya, Pakar Teknik Sipil ITS Surabaya Muji Himawan menyebut, mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang ambruk terhubung dengan bangunan sekitarnya.
Sehingga disimpulkan, penyebab bangunan tersebut ambruk, karena kegagalan konstruksi. Semua elemen struktur dinyatakan hancur mulai dari beton, pelat, hingga balok.
“Jadi ada sebagian elemen-elemen struktur yang mencantol, berhubungan, join, konek dengan beberapa gedung di sebelahnya,” kata Muji, Rabu (1/10/2025) kemarin.
Kondisi bangunan jenis pancake tersebut menyulitkan petugas melakukan proses evakuasi para korban yang tertimbun di dalam puing-puing.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang