Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mushala Ponpes Al Khoziny Ambruk, Bupati Sidoarjo Janji Gelar Evaluasi

Kompas.com, 2 Oktober 2025, 13:38 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Bupati Sidoarjo Subandi mengaku bakal mengevaluasi bangunan dan juga sistem pendidikan di seluruh pondok pesantren di wilayah kerjanya.

Langkah ini diambil pasca tragedi yang terjadi di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.

Di sisi lain, sejumlah santri menyebut, ada semacam tradisi yang membuat santri ikut  membantu mengecor pada bangunan ponpes tersebut. Aktivitas ini menjadi bentuk konsekuensi yang harus dilakukan oleh santri yang tepergok bolos dari kegiatan ponpes.  

Baca juga: Kondisi Haikal, Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny Terus Membaik

"Apa yang dijadikan arahan Pak Menteri, sebagai koreksi kita untuk lebih mengecek kembali semua pendidikan pondok pesantren yang ada di Sidoarjo," kata Subandi saat ditemui di RSUD R.T. Notopuro, Sidoarjo, Kamis (2/10/2025).

Sebelumnya, Pakar Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menyebut, musala tiga lantai di Ponpes Al Khoziny ambruk karena adanya kegagalan konstruksi.

Subandi mengatakan, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo bakal berkonsultasi dengan para pakar, untuk memastikan bahwa seluruh bangunan aman digunakan untuk kegiatan santri.

"Kita sudah sampaikan, akan kita kawal, kita kerja sama dengan ITS ya. (Apakah) sesuai dengan konstruksi, betul-betul nyaman untuk anak-anak pesantren, tidak ada rasa takut," kata dia.

Baca juga: 2 Santri Asal Surabaya Meninggal dalam Tragedi Reruntuhan Mushala Ponpes Al Khoziny

"Ya mudah-mudahan nanti ke depan kita akan perbaiki kembali terkait pondok pesantren yang ada di Sidoarjo. karena Sidoarjo ada kurang lebih 129 pondok pesantren," tambah Subandi.

Meski begitu, kata Subandi, Pemkab Sidoarjo saat ini masih fokus pada proses evakuasi korban yang masih tertimbun lokasi bencana.

Setelah semua rampung, pengecekan terhadap izin bangunan dan tradisi ikut mengecor oleh para santri, baru akan dilakukan.

"Setelah menolong selesai baru nanti kita bersama-sama nanti berkoordinasi dengan pendiri pondok seperti apa, kan enggak mungkin dengan posisi hari ini kita mau menyampaikannya," ujar dia lagi.

Baca juga: UPDATE Tragedi Ponpes Al Khoziny, Basarnas: 18 Santri Dievakuasi, 5 Meninggal, 13 Selamat

"Nanti kita imbau bersama biarkan anak-anak ini betul-betul belajar secara maksimal. Rasa gotong-royongnya tetap ada, cuma jangan sampai ada kegiatan yang begitu parah," tutup Subandi.

Diberitakan sebelumnya, Pakar Teknik Sipil ITS Surabaya Muji Himawan menyebut, mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang ambruk terhubung dengan bangunan sekitarnya.

Sehingga disimpulkan, penyebab bangunan tersebut ambruk, karena kegagalan konstruksi. Semua elemen struktur dinyatakan hancur mulai dari beton, pelat, hingga balok.

“Jadi ada sebagian elemen-elemen struktur yang mencantol, berhubungan, join, konek dengan beberapa gedung di sebelahnya,” kata Muji, Rabu (1/10/2025) kemarin.

Kondisi bangunan jenis pancake tersebut menyulitkan petugas melakukan proses evakuasi para korban yang tertimbun di dalam puing-puing.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau