PASURUAN, KOMPAS.com - Suasana duka menyelimuti gang kecil di RT 04 RW 4 Kelurahan Tapaan, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan, Jawa Timur pada Senin (29/09/2025).
Tiga orang dinyatakan hilang setelah tragedi terbaliknya kapal nelayan di perairan laut Ketingan, Kabupaten Sidoarjo, Minggu (28/09/2025) malam.
M Idris (41), salah satu korban sekaligus saksi mata, terlihat lemah di tengah kerumunan warga yang saling menguatkan.
Istrinya, Mulia Ulfa, juga menjadi korban yang belum ditemukan. Idris masih tampak lesu, matanya merah karena belum sempat beristirahat setelah ditemukan di hutan bakau pantai Curah Ombo, Kabupaten Sidoarjo.
Baca juga: 3 Nelayan Perempuan yang Hilang di Laut Pasuruan Ditemukan, 1 Selamat dan 2 Tewas
Dengan suara lirih dan napas terengah-engah, Idris menceritakan malam kelam tersebut.
Setelah kapal terbalik akibat angin kencang dan ombak besar, ia berusaha berenang dan mencari barang yang bisa menyelamatkan dirinya.
"Sebelum saya cari barang yang bisa membantu mengapung, saya sempat mencari istri, namun tidak ketemu. Ada tali tampar, akhirnya saya tarik. Begitu juga dengan Sapi'i dan lainnya," katanya sambil mengusap matanya.
Meskipun sudah mendapatkan tali tampar, Idris dan Saparih tetap berusaha mencari nelayan perempuan lainnya, Khamimah dan Suya.
"Ini tangan saya ikat ke kapal yang terbalik agar tidak kena arus ombak besar. Ini tangan saya bengkak terkena lilitan tali," ujarnya sambil menunjuk lengan tangan kanannya.
Di tengah angin kencang dan ombak yang terus menggulung, Idris, Sapi'i (nakhoda), Sunarsih, dan Saparih sudah pasrah.
Baca juga: Diterpa Angin Kencang, Kapal Nelayan Asal Pasuruan Terbalik, 3 Korban Perempuan Hilang
"Saya merasa antara sadar dan tidak sadar di atas laut sekitar 5 jam. Bersyukur ombak besar itu akhirnya membawa saya ke tepi pantai, rawa-rawa pohon bakau, dan akhirnya ditemukan nelayan dari Pasuruan," terangnya.
Setelah bertemu dengan nelayan, Idris bersama dua nelayan lain dan satu nakhoda diantar pulang ke rumahnya di Kelurahan Tapaan, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan.
Sesampainya di rumah pada Senin (29/09/2025) subuh, ia pasrah atas kondisi yang menimpanya.
"Saya pasrah, saya harus ikhlas semuanya," katanya sambil menangis sesunggukan.
Suasana duka sedikit terobati pada pukul Senin (29/09/2025) pagi pukul 09.00 WIB, ketika tiga korban yang sebelumnya dikabarkan hilang akhirnya ditemukan.