JEMBER, KOMPAS.com - Seorang pelajar berusia 14 tahun berinisial BN asal Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengalami penganiayaan hingga babak belur oleh teman sebayanya.
Kejadian ini diduga dipicu kekalahan dalam turnamen sepak bola antarsekolah yang digelar dalam rangka peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia.
Penganiayaan yang terjadi pada Jumat (26/9/2025) itu membuat orang tua korban geram dan melaporkan terduga pelaku berinisial FA ke Polsek Ambulu pada Senin (29/9/2025).
Indrawati, ibu korban, menjelaskan bahwa dugaan kuat FA memukuli putranya lantaran tidak terima tim sekolahnya kalah dalam lomba sepak bola sebulan lalu di Lapangan Glora Suyitman Ambulu.
Baca juga: Jukir Aniaya Pengendara di Kelapa Gading, Terancam Penjara di Atas 5 Tahun
"Pada saat kejadian penganiayaan, FA bertemu dengan BN di Lapangan Sabrang Ambulu sesuai permintaan terduga pelaku sebelumnya."
"Mungkin ada omongan yang tidak enak, akhirnya dia chat ke anak saya dan nantang hingga terjadi perkelahian itu," kata Wati kepada wartawan usai menjalani pemeriksaan untuk BAP di Polsek Ambulu bersama putranya.
Wati menambahkan bahwa terduga pelaku kemungkinan besar emosi setelah kalah dari tim sepak bola anaknya, yang kemudian menyebabkan salah paham.
Korban yang saat ini duduk di bangku kelas 9 SMP itu sempat berkelahi satu lawan satu dengan FA.
"Saat itu anak saya dibanting, terus nyungsep, dan hidungnya terbentur paving, terus dipukul," ujar Wati.
BN pun mengalami luka cukup parah di bagian hidung.
Ia mengaku tidak bisa membiarkan hal tersebut dan merasa perlu menempuh jalur hukum sebagai efek jera.
Baca juga: Dispendik Jember Telusuri Dugaan Kepsek yang Aniaya Siswa SD, Jika Terbukti Akan Diberhentikan
Wati juga menyatakan bahwa ia sengaja tidak melibatkan sekolah karena penganiayaan terjadi di luar lembaga pendidikan dan di luar jam sekolah.
"Kami proses, untuk pembelajaran dia (terduga pelaku). Anak saya dengan pelaku ini tidak saling kenal, mereka hanya bertemu saat sparing sepak bola," ujarnya.
Kapolsek Ambulu AKP Solihan Arief menyampaikan bahwa sebelum memproses laporan lebih lanjut, pihaknya akan menempuh mediasi dan berkoordinasi dengan pihak sekolah terlebih dahulu.
"Selanjutnya kami akan lakukan mediasi karena mereka statusnya sama-sama anak sekolah," ungkap Solihan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang