PAMEKASAN, KOMPAS.com - "Saya menyesal tidak menabung emas sejak dulu".
Kalimat ini menjadi pembuka cerita Indah Wulandari yang sudah sejak lama menggeluti jual beli perhiasan.
Perempuan berusia 42 tahun itu baru menyadari bahwa menabung emas lebih menguntungkan.
Sejuta pengalamannya soal emas. Wajar jika ia begitu hafal pergerakan harga emas tahun demi tahun.
Namun hal itu dirasanya kosong, setelah mengenal tabungan emas sangat menggiurkan.
Baca juga: Terampil Kelola Pendapatan, Agen Pegadaian Banyuwangi Kumpulkan 300 Gram Logam Mulia
"Semakin menyesal jika ingat harga emas waktu itu. Terutama harga emas sebelum tahun 2018 yang jauh lebih murah," katanya.
Indah, demikian warga Desa Bilaan, Kecamatan Proppo Pamekasan menyapanya. Ia mengatakan, menabung emas merupakan aset tak terlihat tapi terus bertambah.
Sejak tahun 2018, Indah memilih mulai menabung logam mulia (LM) emas Antam di Pegadaian.
Hasil dari jual beli perhiasan ia simpan. Selanjutnya disetor sebagai tabungan emas.
"Tabungan emas tidak akan rugi, malah akan terus bertambah," katanya.
Indah mulai menabung emas saat harga emas Antam Rp 6.500 per 0,01 gram pada tahun 2018.
Tahun ini harga naik signifikan menjadi Rp 21.100 per 0,01 gram.
Baca juga: Jembatan Emas Pegadaian, Menghubungkan Niat Nasabah Menjadi Aset Nyata
"Dari hal ini saja kita sudah jelas untung. Makanya, sekali lagi saya menyesal tidak sejak dulu menabung emas untuk mengEMASkan Indonesia," katanya.
Hasil nyata dari menabung emas perlahan ia rasakan. Ia pun memutuskan mengurangi tabungan anak di sekolah dan memilih menambah investasi emas.
Indah menyadari, tabungan di sekolah tidak akan bergerak sesuai nominal yang di setor. Namun, di pegadaian harga emas akan terus naik.