JEMBER, KOMPAS.com - Stunting alias tengkes di Kabupaten Jember, Jawa Timur, masih jadi persoalan serius.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting di Jember sebesar 30,4 persen, atau tertinggi di Jawa Timur.
Analis Gizi Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember, Farida Hary Anggraini menyampaikan bahwa atas hasil tersebut, Jember menjadi peringkat pertama kasus stunting terbanyak dari 38 kabupaten/kota di Jatim.
Anak dengan stunting parah mencapai 3,9 persen.
"Stunting yang belum ke tingkat sangat parah 26,5 persen,” ucapnya saat memberikan materi pelatihan di Kantor DPC PDI-P Jember, Minggu (21/9/2025).
Baca juga: Prevalensi Stunting Purworejo 14,9 Persen, Lampaui Target Nasional
Farida mengatakan bahwa survei itu hanya menyasar 836 balita yang kebetulan memiliki permasalahan gizi.
Namun, berdasarkan hasil penimbangan balita oleh Dinkes Jember pada Mei 2024, angkanya tak sampai 10 persen, dengan lokus terbanyak di Kecamatan Rambipuji, Pakusari, Kaliwates, dan Jelbuk.
Anggota Fraksi Jember, Widarto, menuturkan bahwa ia turut prihatin dengan tingginya angka stunting di Jember.
Menurutnya, melalui politik, stunting yang bisa mengancam masa depan generasi bisa diselamatkan.
Kontribusi yang bisa diberikan, tambahnya, melalui penerjunan kader-kader perempuan partai ke desa-desa atau kelurahan di sejumlah kecamatan yang menjadi lokus stunting tinggi, di antaranya Sukorambi, Sumbersari, Pakusari, Patrang, dan Arjasa.
"Kami akan terjunkan teman-teman mulai dari proses pendataan, berapa remaja-remaja putri yang berpotensi menjadi sumber stunting karena faktor ekonomi atau pendidikan," ucap Sekretaris DPC PDI-P Jember itu.
Sebanyak 60 kader perempuan, kata dia, telah dilatih dan akan segera terjun.
Baca juga: Angka Stunting Naik 10,6 Persen, Pemkab Situbondo Minta Tolong Masyarakat
Mereka akan bekerja sama dengan pihak puskesmas, kader posyandu setempat, dan tokoh agama.
"Prinsipnya yang lebih diutamakan adalah di hulunya. Kami menutup sumber-sumber penyebab stunting," ucap Widarto yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Jember itu.
Widarto berharap, prevalensi stunting di Jember bisa turun dan berada di bawah lima persen.
"Kalau stunting-nya semakin kecil, pendidikan aksesnya bagus, ya IPM kita akan naik juga," kata dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang