Sehingga pukul 09.00, siswa bisa menikmati makanan dalam kondisi masih hangat.
"Mungkin ini salah satunya kenapa wali murid tetap meminta program di sekolah dilanjutkan," ucapnya.
Ditanya soal anggaran untuk makan bersama siswa, Suherman menyampaikan, memang ada iuran Rp 5.000 setiap hari untuk makan siswa.
Namun hal itu sudah disetujui oleh semua wali murid dan tidak ada keluhan.
Baca juga: Buntut Ratusan Siswa Keracunan, Dedi Mulyadi Akan Evaluasi Program MBG
Dia menjelaskan, iuran Rp 5.000 per hari untuk mengganti uang saku atau uang jajan siswa.
Siswa sudah diminta tidak membeli jajan selama di lingkungan sekolah.
"Sejak sekolah ini beroperasi, kami memang tidak berlakukan kantin atau berjualan jajan di sekolah," ucapnya.
Dikatakan, selama 3 tahun tidak pernah ada keluhan dari wali murid.
Sebab uang saku siswa dinilai lebih irit dari uang jajan.
"Iuran bisa dibayar setiap hari atau setiap bulan. Bahkan jika ada walimurid yang kesulitan bayar akan mendapatkan subsidi dari sekolah," ucapnya
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang