PAMEKASAN, KOMPAS.com - Pihak United Nations Children's Fund (Unicef) menyebut, terjadinya lonjakan campak di Jawa Timur salah satunya merupakan dampak wabah Covid-19 pada tahun 2019.
Health Specialist Unicef Indonesia Wilayah Jawa Timur, Armunanto mengatakan, wabah campak sudah diprediksi oleh Unicef akan terjadi setelah Covid-19.
"Kami sudah prediksi akan terjadi lonjakan kasus pasca wabah Covid-19, salah satunya campak," katanya.
Baca juga: KLB Campak di Sumenep Tak Pasti Kapan Berakhir
Menurut dia, melonjaknya kasus campak disebabkan tidak tercapainya target imunisasi pada anak karena saat pandemi Covid-19 banyak tempat layanan kesehatan yang drop.
Mulai dari posyandu hingga rumah sakit sibuk melayani kasus Covid-19, sehingga layanan imunisasi terhadap anak dikesampingkan.
Dampaknya, capaian imunisasi rendah, yakni di bawah 95 persen.
"Saat itu posyandu tidak buka, puskesmas hingga rumah sakit melayani Covid, sehingga banyak anak-anak tidak terimunisasi," katanya.
Di Pamekasan, kata dia, capaian imunisasi masih sekitar 80 persen, sehingga perlu ditargetkan untuk mencapai 95 persen anak terimunisasi.
"Sehingga keputusan kami perlu dilakukan imunisasi tambahan," katanya.
Dia mengatakan, imunisasi harus mencapai 95 persen, sehingga virus bisa diatasi dengan terbentuknya imunitas di masyarakat.
"Sehingga virus tidak bisa berkembang dan akhirnya tidak menimbulkan kasus baru karena anak sudah divaksin," ucapnya.
Suspek campak di Pamekasan mencapai 520 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 177 terdiagnosis laboratorium positif.
Baca juga: Pematangsiantar Tetapkan KLB Suspek Campak, Apa yang Perlu Diketahui?
Sebanyak lima anak dinyatakan meninggal akibat campak.
Kelimanya mengalami komplikasi gizi buruk dan diketahui sebagai korban yang tidak pernah mendapatkan imunisasi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Pamekasan, Saifudin membenarkan bahwa capaian imunisasi di Pamekasan masih 80 persen.
Pihaknya yakin, dalam waktu dekat imunisasi akan ditargetkan mencapai 95 persen.
"Kami sudah berkoordinasi dengan semua pihak untuk mendorong peningkatan imunisasi, salah satunya imunisasi tambahan," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang