Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Anak di Kota Malang Terkena Campak, Dinkes Gelar Imunisasi Kejar

Kompas.com, 9 September 2025, 19:33 WIB
Nugraha Perdana,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang mengonfirmasi temuan lima kasus campak yang menjangkit anak-anak pada awal September 2025. Semua kasus ditemukan di Kecamatan Kedungkandang, tepatnya di Kelurahan Bumiayu dan Kelurahan Arjowinangun.

Menyikapi temuan tersebut, Dinkes Kota Malang bergerak cepat dengan menggelar program Imunisasi Kejar dan melakukan edukasi intensif di wilayah terdampak untuk mencegah penularan lebih luas.

"Benar, ada lima terdeteksi campak yang sudah terdeteksi. Namun, kami sudah langsung lakukan tindakan di lapangan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif pada Selasa (9/9/2025).

Baca juga: Pasien Campak di Sumenep Meningkat Tembus 100 Anak

Dikatakannya, kelima orang tersebut merupakan anak-anak berusia antara 3 hingga 5 tahun. Kasus ini terungkap setelah adanya laporan dari satu keluarga di Bumiayu yang memiliki hubungan keluarga dengan penderita lain di Arjowinangun.

"Di awal bulan September, jadi di awal bulan itu karena ada satu keluarga, satu ada di Bumiayu. Nah, hubungan keluarganya satunya ada di Arjowinangun," katanya.

Baca juga: Kasus Campak di Bangkalan Meningkat, Rumah Sakit Rawat 21 Pasien

Sebagai respons utama, Dinkes Kota Malang segera mengidentifikasi anak-anak di sekitar lokasi kasus yang status vaksinasinya belum lengkap. Program Imunisasi Kejar difokuskan untuk menambal kekosongan atau jadwal vaksin yang terlewat pada anak-anak tersebut.

"Langkah kami adalah mengumpulkan keluarganya serta tokoh masyarakat dan agama. Tujuannya dua, pertama melengkapi vaksin yang masih bolong. Kedua, mengedukasi masyarakat agar mau membawa anak-anaknya untuk divaksin," jelas Husnul.

Ia juga menyampaikan, bahwa cakupan imunisasi di Kelurahan Bumiayu dan Arjowinangun tergolong masih rendah, sehingga menjadi salah satu faktor kerentanan munculnya penyakit tersebut.

"Dan memang Bumiayu dan Arjowinangun capaian imunisasinya masih rendah," katanya.

Meskipun telah ditemukan lima kasus, Husnul Muarif menegaskan bahwa Kota Malang belum ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) campak. Kewenangan penetapan status KLB berada di tangan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

"Lima kasus ini kami laporkan ke provinsi. Namun, prioritas saat ini (penanganan) diberikan kepada daerah dengan jumlah kasus yang jauh lebih banyak, seperti di Pamekasan yang mencapai hampir seribu kasus dan sudah ditetapkan KLB," paparnya.

Dinkes Kota Malang juga telah mengusulkan pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI) atau imunisasi massal di titik-titik ditemukannya kasus. Namun, pelaksanaannya masih menunggu persetujuan dan alokasi vaksin dari provinsi.

"Jadi kita sudah laporkan tapi belum mendapatkan jawaban untuk melakukan ORI," katanya.

Sembari menunggu, Dinkes Kota Malang memaksimalkan upaya pencegahan melalui edukasi tentang bahaya campak dan pelaksanaan Imunisasi Kejar dengan stok vaksin yang tersedia.

"Kita memberikan edukasi, satu. Yang kedua, vaksin Kejar itu," katanya.

Sebagai informasi, campak merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dan sangat menular melalui saluran pernapasan, serupa dengan Covid-19. Imunisasi rutin pada bayi usia 9 bulan menjadi langkah pencegahan paling efektif untuk melindungi anak dari penyakit ini.

"Campak itu menular lewat saluran pernapasan. Covid menular lewat saluran pernapasan. Nah, code entry-nya, tempat masuknya sama. Cuma, sama, campak sebagian besar dari saluran pernapasan. Yang kedua apa. Benda-benda yang terkontaminasi, bisa. Dari apa yang sudah dipegang, mungkin alat tidurnya, bisa menular juga itu campak," ungkapnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau