Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Orangtua Korban Mutilasi Rela Berjualan Sempol Demi Kuliahkan Anak, Ketua RT: Mereka Sempat Kebingungan

Kompas.com, 8 September 2025, 20:55 WIB
Bilal Ramadhan

Editor

MOJOKERTO, KOMPAS.com - Terungkap nasib memilukan keluarga TAS (25), korban mutilasi sang pacar, Alvi Maulana (24).

Keluarga TAS yang tinggal di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur bukanlah keluarga kaya.

Orang tua TAS, Setiawan dan Evi, sehari-harinya berjualan sempol di depan Masjid Agung Lamongan.

Baca juga: Pengakuan Pelaku Mutilasi yang Pernah Jadi Jagal Hewan: Anaknya Temperamen, Puncaknya, Kosan Dikunci dari Dalam

Ketua RT tempat dimana orangtua korban tinggal, Sukirno mengungkapkan, sebelum berjualan sempol, orangtua Tiara pernah berjualan es tebu.

Hasil jualan sempol itu lah yang dipakai untuk membiayai TAS kuliah di salah satu universitas di pulau Madura dan adiknya yang berada di SMA Negeri di Lamongan.

Kabar TAS tewas dimutilasi pacarnya, membuat keluarga ini sempat kebingungan.

Orangtua TAS langsung menuju ke Mojokerto, tempat ditemukan potongan tubuh anaknya kali pertama.

Sukirno mengaku mendengar kasus yang menimpa warganya dari Babinkamtibmas.

Dalam pandangan RT, orangtua korban orang baik, juga aktif di kegiatan RT.

"Ya ikut ngecat trotoar dengan saya juga," katanya.

Baca juga: Polisi Pastikan Kondisi Mental Pelaku Mutilasi Kekasih yang Jenazahnya Ditemukan di Mojokerto

Sementara untuk TAS, Sukirno mengaku sudah lama tidak bertemu dengan korban yang diduga sudah bekerja di Surabaya.

Berdasarkan pantauan pada Senin (8/9/2025), orangtua TAS belum pulang dari Mojokerto.

Sementara adik TAS yang semula seorang diri di rumah, meninggalkan rumah usai dijemput pamannya, Teguh, Minggu (7/9/2025) sore.

Di rumah tersebut hanya ada dua motor yang terpakir di teras, gerobak tempat jualan sempol dan gerobak bekas jualan es tebu yang terparkir di selatan rumah.

Selain itu juga terlihat beberapa pakaian yang dijemur dan masih ada sejak Sabtu.

Sementara pintu pagar dari besi BRC juga terkunci.

Baca juga: Terungkap Pekerjaan Alvi, Pelaku Mutilasi Kekasih di Pacet Mojokerto

Kepala Desa tempat dimana orangtua TAS tinggal, Eko Widianto juga mengatakan, kedua orangtua korban belum kembali sampai siang ini.

"Rumahnya tertutup, pintu pagar juga masih digembok," kata Eko, Senin (8/9/2025).

Ia tidak tahu pasti mengapa kedua orangtua korban belum kembali.

Selain tidak ada yang bisa dihubungi, juga belum ada perkembangan informasi.

"Mungkin urusannya belum selesai di sana," tambahnya.

Eko juga memastikan jasad korban belum tiba di rumah duka.

Pihaknya terus memantau perkembangannya, termasuk kapan kepulangan keluarga dan jasad korban.

"Saya masih juga masih menunggu perkembangannya," kata Eko.

Baca juga: Pelaku Mutilasi Buang Bagian Tubuh Kekasihnya Sedikit demi Sedikit

Ia juga belum tahu dimana korban nanti akan dimakamkan.

Sejak pagi hingga siang ini, Eko mengungkapkan sudah dua kali meninju rumah korban.

Seperti diketahui, TAS tewas dibunuh dan dimutilasi Alvi Maulana alias AM (24), kekasihnya.

Alvi adalah teman kuliah TAS yang sama-sama sudah lulus.

Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto mengungkapkan, AM yang berasal dari Sumatera itu sudah menyelesaikan kuliahnya beberapa waktu lalu.

"Terduga pelaku pernah berprofesi sebagai tukang jagal hewan pada saat waktu yang lalu," ungkap Ihram.

Baca juga: Minta Maaf Usai Bunuh dan Mutilasi Kekasihnya di Kos Surabaya, Alvi: Saya Emosi

Kustarto juga memastikan akan menjerat pelaku dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.

"Tidak hanya Pasal 338 tapi 340 KUHP karena sudah merencanakan, dan dengan keji melaksanakan aksinya," katanya.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Nasib Pilu Orangtua Tiara Korban Mutilasi di Surabaya yang Rela Jualan Sempol Demi Kuliahkan Korban.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau