Keluarga TAS yang tinggal di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur bukanlah keluarga kaya.
Orang tua TAS, Setiawan dan Evi, sehari-harinya berjualan sempol di depan Masjid Agung Lamongan.
Ketua RT tempat dimana orangtua korban tinggal, Sukirno mengungkapkan, sebelum berjualan sempol, orangtua Tiara pernah berjualan es tebu.
Hasil jualan sempol itu lah yang dipakai untuk membiayai TAS kuliah di salah satu universitas di pulau Madura dan adiknya yang berada di SMA Negeri di Lamongan.
Kabar TAS tewas dimutilasi pacarnya, membuat keluarga ini sempat kebingungan.
Orangtua TAS langsung menuju ke Mojokerto, tempat ditemukan potongan tubuh anaknya kali pertama.
Sukirno mengaku mendengar kasus yang menimpa warganya dari Babinkamtibmas.
Dalam pandangan RT, orangtua korban orang baik, juga aktif di kegiatan RT.
"Ya ikut ngecat trotoar dengan saya juga," katanya.
Sementara untuk TAS, Sukirno mengaku sudah lama tidak bertemu dengan korban yang diduga sudah bekerja di Surabaya.
Berdasarkan pantauan pada Senin (8/9/2025), orangtua TAS belum pulang dari Mojokerto.
Sementara adik TAS yang semula seorang diri di rumah, meninggalkan rumah usai dijemput pamannya, Teguh, Minggu (7/9/2025) sore.
Di rumah tersebut hanya ada dua motor yang terpakir di teras, gerobak tempat jualan sempol dan gerobak bekas jualan es tebu yang terparkir di selatan rumah.
Selain itu juga terlihat beberapa pakaian yang dijemur dan masih ada sejak Sabtu.
Sementara pintu pagar dari besi BRC juga terkunci.
Kepala Desa tempat dimana orangtua TAS tinggal, Eko Widianto juga mengatakan, kedua orangtua korban belum kembali sampai siang ini.
"Rumahnya tertutup, pintu pagar juga masih digembok," kata Eko, Senin (8/9/2025).
Ia tidak tahu pasti mengapa kedua orangtua korban belum kembali.
Selain tidak ada yang bisa dihubungi, juga belum ada perkembangan informasi.
"Mungkin urusannya belum selesai di sana," tambahnya.
Eko juga memastikan jasad korban belum tiba di rumah duka.
Pihaknya terus memantau perkembangannya, termasuk kapan kepulangan keluarga dan jasad korban.
"Saya masih juga masih menunggu perkembangannya," kata Eko.
Ia juga belum tahu dimana korban nanti akan dimakamkan.
Sejak pagi hingga siang ini, Eko mengungkapkan sudah dua kali meninju rumah korban.
Seperti diketahui, TAS tewas dibunuh dan dimutilasi Alvi Maulana alias AM (24), kekasihnya.
Alvi adalah teman kuliah TAS yang sama-sama sudah lulus.
Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto mengungkapkan, AM yang berasal dari Sumatera itu sudah menyelesaikan kuliahnya beberapa waktu lalu.
"Terduga pelaku pernah berprofesi sebagai tukang jagal hewan pada saat waktu yang lalu," ungkap Ihram.
Kustarto juga memastikan akan menjerat pelaku dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.
"Tidak hanya Pasal 338 tapi 340 KUHP karena sudah merencanakan, dan dengan keji melaksanakan aksinya," katanya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Nasib Pilu Orangtua Tiara Korban Mutilasi di Surabaya yang Rela Jualan Sempol Demi Kuliahkan Korban.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/09/08/205558778/derita-orangtua-korban-mutilasi-rela-berjualan-sempol-demi-kuliahkan-anak