Ia juga membuat sketsa kecil setiap malam sebagai catatan harian visualnya.
Bagi Sari, kesan pertama tentang Kalijompo begitu kuat.
"Alamnya luar biasa, banyak sekali jenis tanaman, dan rasanya damai dikelilingi alam," katanya.
Namun ia juga mencermati tantangan yang dihadapi wilayah agraris di Perkebunan Kalijompo, terutama soal ketahanan pangan.
"Tapi di Kalijompo saya lihat ada upaya diversifikasi, misalnya memelihara kambing," ujar Sari.
Baca juga: Hari Pertama Buka, Situasi Lalin di Jalur Gumitir Jember-Banyuwangi Masih Lengang
Di balik kamera, Sari juga menjalin hubungan hangat dengan para petani dan warga lokal.
"Setiap hari saya ngobrol dengan warga menggunakan aplikasi penerjemah, dan itu menyenangkan sekali," kisahnya.
Momen-momen kecil, seperti makan bersama di rumah warga atau sekadar mengobrol sore hari, menjadi bagian penting dari pengalamannya.
Sari memotret kehidupan sehari-hari warga yang penuh dengan kesederhanaan, tapi itu justru menjadi hal yang paling berkesan baginya.
Budaya lokal juga memberikan kesan mendalam bagi Sari, terutama soal keramaian dan kebiasaan makan.
"Jember terasa sangat ramai. Di luar hampir selalu ada musik dan orang-orang gampang sekali berkumpul," kesan Sari pada kehidupan di perkebunan Kalijompo, Jember.
Baca juga: Hari Pertama Buka, Situasi Lalin di Jalur Gumitir Jember-Banyuwangi Masih Lengang
Ia juga kaget dengan budaya makan yang serba segar.
"Cabai segar selalu diulek setiap kali makan, itu membuat saya kaget," katanya sambil tertawa.
Budaya minum kopi juga menjadi pengalaman tersendiri baginya.
"Saya senang sekali karena meskipun sibuk, orang-orang tetap meluangkan waktu untuk membuatkan kopi untuk saya," ujarnya.