Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sari Shibata, Fotografer Jepang Merekam Kehangatan Warga di Perkebunan Kalijompo Jember: Rasanya Damai

Kompas.com, 5 September 2025, 14:56 WIB
Mega Silvia,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com - Dari sebuah desa pegunungan di Toyama, Jepang, Sari Shibata datang ke Kabupaten Jember, Jawa Timur atau tepatnya ke Perkebunan Kalijompo, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi.

Hampir dua pekan, sejak 22 Agustus sampai 2 September 2025 Sari tinggal bersama suaminya di tengah kebun, rumah warga, dan jalur-jalur setapak yang membelah alam.

"Awalnya dari pameran di Kalisat Tempo Dulu. Waktu itu pengalamannya sangat berkesan, jadi saya ingin sekali kembali," ujar Sari menyampaikan alasanya datang ke Jember lagi.

Baca juga: Musyawarah Antar Gereja Jember Serukan Pendekatan Damai untuk Dinginkan Suasana di Indonesia

Fotografer yang juga bekerja di bidang IT ini memang punya ketertarikan mendalam pada kehidupan pedesaan.

Asalnya dari desa namun lama hidup di kota, membuat perempuan lulusan Psikologi Kontemporer Universitas Rikkyo, Jepang semakin tertarik kehidupan di pedesaan.

Sari mengikuti program residensi 10 Lanbaw yang digelar Sudut Kalisat.

Ia meneliti kehidupan lokal warga di sekitar perkebunan, bukan lewat angka atau survei, melainkan lewat lensa kamera.

"Saya membuat proyek foto tentang kehidupan sehari-hari warga lokal," ujarnya, Jumat (5/9/2025).

Baca juga: Pembangunan Gerai Mie Gacoan di Jember Dihentikan karena PBG, Apa Itu?

Di perkebunan rakyat yang didominasi tanaman karet dan kopi, ia menjelajah.

Tantangan datang dari hal-hal kecil, seperti bahasa dan ukuran kamera.

"Tantangannya terutama soal bahasa dan juga bagaimana membawa kamera besar tanpa mengganggu," tuturnya.

Namun semua itu tak menjadi masalah berarti, sebab warga di perkebunan Kalijompo menyambutnya dengan tangan terbuka.

"Orang-orang di sini ramah sekali, sebagian besar justru senang difoto," ungkap Sari.

Baca juga: Awe-awe di Jalur Gumitir Jember Mulai Turun di Hari Pertama Pembukaan

Selama 12 hari, Sari hidup berdampingan dengan warga.

Ia berjalan kaki menyusuri kebun, memotret aktivitas sehari-hari, dan merekam interaksi kecil yang penuh makna.

Ia juga membuat sketsa kecil setiap malam sebagai catatan harian visualnya.

Bagi Sari, kesan pertama tentang Kalijompo begitu kuat.

"Alamnya luar biasa, banyak sekali jenis tanaman, dan rasanya damai dikelilingi alam," katanya.

Namun ia juga mencermati tantangan yang dihadapi wilayah agraris di Perkebunan Kalijompo, terutama soal ketahanan pangan.

"Tapi di Kalijompo saya lihat ada upaya diversifikasi, misalnya memelihara kambing," ujar Sari.

Baca juga: Hari Pertama Buka, Situasi Lalin di Jalur Gumitir Jember-Banyuwangi Masih Lengang

Di balik kamera, Sari juga menjalin hubungan hangat dengan para petani dan warga lokal.

"Setiap hari saya ngobrol dengan warga menggunakan aplikasi penerjemah, dan itu menyenangkan sekali," kisahnya.

Momen-momen kecil, seperti makan bersama di rumah warga atau sekadar mengobrol sore hari, menjadi bagian penting dari pengalamannya.

Sari memotret kehidupan sehari-hari warga yang penuh dengan kesederhanaan, tapi itu justru menjadi hal yang paling berkesan baginya.

Budaya lokal juga memberikan kesan mendalam bagi Sari, terutama soal keramaian dan kebiasaan makan.

"Jember terasa sangat ramai. Di luar hampir selalu ada musik dan orang-orang gampang sekali berkumpul," kesan Sari pada kehidupan di perkebunan Kalijompo, Jember.

Baca juga: Hari Pertama Buka, Situasi Lalin di Jalur Gumitir Jember-Banyuwangi Masih Lengang

Ia juga kaget dengan budaya makan yang serba segar.

"Cabai segar selalu diulek setiap kali makan, itu membuat saya kaget," katanya sambil tertawa.

Budaya minum kopi juga menjadi pengalaman tersendiri baginya.

"Saya senang sekali karena meskipun sibuk, orang-orang tetap meluangkan waktu untuk membuatkan kopi untuk saya," ujarnya.

Namun dari semua hal yang ia temui, satu hal yang paling ia kagumi adalah rasa kebersamaan.

Sari mengagumi warga yang saling tolong menolong dengan rasa toleransi yang tinggi.

Ia melihat bagaimana masyarakat di sekitar perkebunan hidup dengan cara yang sangat alami, berbagi peran, dan saling menjaga alam.

Menurutnya, semua orang uang ditemui terbiasa berbagi dan menjaga alam sebagaimana adanya, membuatnya sangat terinspirasi.

Bagi Sari, nilai-nilai seperti toleransi dan keluwesan dalam kehidupan sehari-hari bisa menjadi pelajaran penting bagi negaranya.

"Jepang bisa belajar untuk tidak terlalu kaku pada hal-hal kecil, seperti yang saya lihat di sini," ujarnya.

Baca juga: Jalur Gumitir Kembali Dibuka, 6 Stasiun Tambahan di Jember-Banyuwangi Tetap Layani Penumpang

Melalui residensi ini, Sari ingin karya-karyanya bisa menjangkau lebih banyak orang.

"Saya ingin karya yang saya buat tentang kehidupan di sini bisa dipamerkan di Jepang maupun di luar negeri," katanya.

Ia berharap, masyarakat kota bisa melihat kembali nilai-nilai hidup dari desa yang sederhana tapi bermakna.

Dan soal kembali ke Jember, Sari tidak ragu. Ia mengungkapkan bahwa ingin datanh ke Jember berkali-kali lagi.

Dari kamera dan sketsa kecilnya, Sari telah membawa pulang cerita besar, tentang alam, manusia, dan keramahan yang menyatu dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau