Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD Blitar Tanpa Pengamanan Polisi Ketika Dirusak dan Dijarah, Kapolres Ungkap Alasannya

Kompas.com, 3 September 2025, 13:02 WIB
Asip Agus Hasani,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Sekelompok orang yang mayoritas kelompok usia remaja melakukan perusakan dan penjarahan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blitar pada Sabtu malam hingga Minggu (31 Agustus 2025) dini hari.

Mereka menyerang gedung DPRD yang berlokasi di Kelurahan Kanigoro, Kabupaten Blitar, pada Sabtu (30/8/2025) malam sekitar pukul 23.00 WIB.

Berawal dari kelompok orang merobohkan gerbang, gelombang massa berikutnya yang mencapai mulai memasuki Kompleks Kantor DPRD dan melakukan perusakan, penjarahan, serta pembakaran.

Tidak adanya personel polisi yang terlihat mengamankan Kantor DPRD membuat massa cukup leluasa melancarkan aksi mereka, bahkan hingga menjelang waktu subuh.

Baca juga: Kerugian Akibat Perusakan dan Penjarahan Kantor DPRD Kabupaten Blitar Capai Rp 10 Miliar

Sementara itu, jumlah petugas keamanan dan PAM Swakarsa terlalu kecil dibandingkan jumlah massa.

Menanggapi hal ini, Kapolres Blitar AKBP Arif Fazlurrahman mengatakan bahwa pihaknya memutuskan untuk memprioritaskan kekuatan personel kepolisian mengamankan Mapolres yang berada dalam situasi rentan pada aksi perusakan dan pembakaran.

“Kita prioritaskan pengamanan instalasi kepolisian, baik Mapolres maupun mapolsek, karena berdasarkan informasi intelijen, polisi lah sasaran utamanya,” kata Arif kepada Kompas.com, Selasa (2/9/2025) sore.

Menurut Arif, letak Kompleks Kantor Polres Blitar yang berjarak dari permukiman warga membuatnya rentan diserang dari hampir segala penjuru, sehingga dibutuhkan personel yang cukup banyak untuk berjaga di hampir setiap sisi.

Padahal, ujarnya, sebagian personel Polres Blitar tengah diperbantukan ke Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur untuk memperkuat pengamanan di wilayah Kota Surabaya dan sekitarnya.

“Kemudian di seberang jalan depan Mako kami ini ada banyak batu di sepanjang rel kereta api. Apabila didatangi massa, batu-batu itu menjadi senjata, sehingga menambah rentannya posisi Mako,” ujarnya. 

Arif mengatakan bahwa faktor jarak yang cukup jauh antara Mapolres Blitar dan Kantor DPRD Kabupaten Blitar, sekitar 13 kilometer, menjadi titik lemah yang disadari oleh aktor intelektual kerusuhan ini sebagai titik lemah dalam strategi memecah kekuatan polisi.

Baca juga: Interogasi Pelaku Penyerangan di Kota Blitar, Polisi Ungkap Keberadaan Ladang Ganja

Jika mengirimkan sebagian besar personel kepolisian untuk pengamanan Kantor DPRD, berdasarkan informasi intelijen, massa akan digerakkan untuk menyerang Mapolres Blitar.

“Daripada hancur dua-duanya, maka kita putuskan untuk memprioritaskan Mako. Ini penting. Jangan sampai Kantor Polisi, ujung tombak Kamtibmas, hancur dibakar massa,” ujarnya. 

Arif mengakui keputusan tersebut merupakan keputusan sulit meskipun telah dipertimbangkan dengan matang dari berbagai aspek.

Beberapa saat sebelum terjadinya perusakan dan penjarahan itu, Arif mengaku telah menyampaikan kepada Bupati Rijanto dan Ketua DPRD Supriadi tentang situasi yang ada, bahwa Polres Blitar hanya akan mengirimkan petugas keamanan tertutup dan personel intelijen ke Kantor DPRD.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau