Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Kericuhan Demo, Kadin Ungkap Penurunan Ekonomi di Surabaya hingga 50 Persen

Kompas.com, 2 September 2025, 16:59 WIB
Azwa Safrina,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Kericuhan demonstrasi yang berlangsung dari 29 hingga 31 Agustus 2025 memberikan dampak signifikan terhadap penurunan ekonomi di Jawa Timur, khususnya di Surabaya.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Adik Dwi Putranto, mengungkapkan bahwa berbagai sektor usaha di Surabaya mengalami penurunan yang cukup besar.

Sektor-sektor yang terdampak termasuk sektor riil, jasa, ritel, transportasi, makanan dan minuman (F&B), serta logistik.

“Kalau di Surabaya yang langsung kena itu kan ritel, termasuk teman-teman yang ada di diler mobil, terus sektor transportasi, sektor jasa seperti perhotelan, restoran, itu yang paling langsung berdampak,” ujar Adik saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/9/2025).

Baca juga: Polrestabes Surabaya Periksa 18 Terduga Pelaku Perusakan Fasum

Ia menambahkan bahwa penurunan omzet mencapai hampir 50 persen per hari, dengan nilai sekitar Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar dari masing-masing sektor.

“Kira-kira penurunan omzet bisa sampai 50 persen lah per hari, sekitar Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar per hari,” tuturnya.

Sektor yang paling parah terdampak adalah ritel dan transportasi.

Banyak toko offline terpaksa tutup sementara untuk menghindari dampak dari demonstrasi.

“Terus kalau kita lihat kan banyak toko-toko tutup dan juga transportasi kan jelas berhenti, itu juga yang menyebabkan penurunan omzet,” ungkapnya.

Adik juga mencatat bahwa pengusaha ritel online turut merasakan dampak, terutama akibat pemberhentian fitur live TikTok yang menyebabkan omzet mereka merosot hingga sekitar 40 persen.

“Karena teman-teman (ritel online) kan akhirnya untuk logistiknya kan juga berhenti selama waktu demonstrasi itu, jadinya mereka untuk pengantaran barang juga tidak bisa,” ucapnya.

Baca juga: Bunker Tegalsari, Jejak Perang Dunia II Ikut Rusak, Cagar Budaya di Surabaya Selain Gedung Grahadi

Lebih lanjut, banyak ritel online yang menghentikan operasional sementara juga berdampak pada usaha kurir yang memilih untuk tidak beroperasi demi menghindari risiko di jalanan.

“Tapi kan ada perjalanan yang kadang-kadang kurirnya enggak berani, karena mereka kan harus bertanggung jawab terhadap barangnya juga,” sebutnya.

Sementara itu, Adik menjelaskan bahwa sektor logistik tidak terlalu terdampak signifikan, karena banyak pengiriman barang ke dalam maupun luar negeri yang masih bisa ditunda.

“Ini kan hanya 4 hari, kecuali kalau menundanya terlalu lama, dampaknya kan ada antrean di pelabuhan, terus pihak buyer bisa memutuskan penjualan itu dan mencari barang di negara lain, kalau terlalu lama,” terangnya.

Ia berharap peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi pejabat publik dalam melakukan pembenahan beberapa kebijakan.

Baca juga: 3 Hari Aksi di Surabaya, 109 Orang Ditangkap, 26 Belum Dipastikan Keberadaannya

“Lah, memang harus ada pembenahan untuk pemerintah terkait dengan kebijakan-kebijakan yang jadi sorotan teman-teman demonstran terkait dengan pajak, tunjangan DPR, sikap DPR,” ucapnya.

Adik juga menekankan pentingnya perbaikan komunikasi antara pemerintah dan anggota dewan agar tidak menimbulkan konflik di masyarakat.

“Karena ini kan ada kebuntuan komunikasi. Kebuntuan saluran aspirasi masyarakat ke pejabat publik juga,” pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Surabaya
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Surabaya
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Surabaya
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Surabaya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau