SUMENEP, KOMPAS.com - Vaksinasi campak di Sumenep, Jawa Timur, masih menghadapi berbagai kendala, salah satunya disebabkan penyebaran hoaks yang beredar sejak masa pandemi Covid-19.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan P2KB Sumenep, Achmad Syamsuri, mengungkapkan bahwa hoaks tersebut telah memengaruhi keputusan orang tua memvaksin anak-anak mereka.
“Kita ketahui, dulu waktu masa pandemi, waktu kita akan melaksanakan vaksinasi Covid-19 itu banyak berita-berita hoaks yang mudah diterima oleh masyarakat kita tanpa konsultasi kepada tenaga kesehatan,” ujarnya pada Rabu (27/8/2025).
Syamsuri menambahkan bahwa akibat hoaks ini, banyak anak yang tidak mendapatkan imunisasi rutin pasca-pandemi.
Baca juga: Waspada Campak, Dinkes Bangkalan Lakukan Imunisasi Campak Serentak di 22 Puskesmas
“Sejak adanya pandemi, anak-anak kita lolos dari campak. Untuk tahun berikutnya setelah masa pandemi, kita akan melakukan lagi imunisasi rutin, sudah banyak dalam tanda kutip ada yang menolak,” ujarnya.
Penolakan terhadap vaksinasi ini, menurut Syamsuri, disebabkan berbagai alasan, mulai dari anggapan vaksin haram hingga kekhawatiran orang tua bahwa anak mereka akan mengalami demam setelah divaksin.
“Ada yang takut katanya haram, itu yang pertama. Yang kedua adalah anak panas karena imunisasi itu,” tambahnya.
Dinas Kesehatan P2KB Sumenep mengakui bahwa efek samping seperti demam bisa terjadi setelah vaksinasi, namun hal ini telah diantisipasi tenaga medis.
“Kita akui bahwa anak itu panas salah satunya karena dari vaksin itu. Tapi teman-teman nakes di semua puskesmas telah menyiapkan yang namanya anti-panas,” ungkap Syamsuri.
Sementara itu, hingga 26 Agustus 2025, puluhan anak di Sumenep masih menjalani perawatan intensif akibat campak.
Baca juga: Kasus Campak Merebak, Kenali Gejala Khas Saat Menginfeksi Tubuh Anak
Tercatat 61 anak dirawat di sejumlah rumah sakit dan puskesmas rujukan, dengan rincian 12 anak dirawat di RSUD dr H Moh Anwar, 24 anak di RSI Garam Kalianget, 5 anak di RSU Sumekar, dan 24 anak lainnya di beberapa puskesmas.
“Semua anak yang masih dirawat mendapat penanganan sesuai kebutuhan medisnya,” ungkapnya.
Meski menghadapi kendala, capaian imunisasi campak massal di Sumenep menunjukkan tren positif.
Pada hari pertama vaksinasi, Senin 25 Agustus 2025, sebanyak 6.336 anak berhasil divaksinasi, disusul 4.850 anak pada hari berikutnya.
Jumlah tersebut melampaui target harian yang ditetapkan, yakni 3.346 anak per hari.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang