Salim meyakini bahwa kesuksesan harus ditularkan, ia tak mau pelit ilmu, maka 'nggaduh' adalah caranya memberdayakan warga desanya.
Ia menerima siapapun yang datang untuk 'menggaduh', bahkan tanpa kesepakatan formal hitam di atas puti, semua berlandas kepercayaan.
Satu orang bisa meminta 'gaduhan' sampai 80 ekor.
Baca juga: Disnaker Jember Pernah Dapat Keluhan dari Karyawan PT SB, Tempat Febri Arisandi Bekerja
Beberapa kali kena tipu lantaran 'penggaduh' bermain nakal, tak membuat Salim berhenti melakukan aksi pemberdayaan. Sebaliknya, menjadikannya pelajaran.
Dulu, ia memanfaatkan pekarangan seadanya di rumah, hingga lahan-lahan kosong di sekitarnya bisa ia beli dan memperluas area ternak.
Sampai kini, Salim masih aktif beternak. Di atas setengah hektar lahan, 460 domba dirawat dan memiliki 6 pegawai pencari ramban atau hijauan.
Baca juga: Cerita Vandri Dulu Diejek Bau Domba, Kini Hewan Kurbannya Dibeli Artis hingga Prabowo
Domba Merino, Texel, Dormas, Spa, Ekor Besar, Crossing, dan lokalan lain.
Wilayah Jember bagian Timur melimpah dengan ramban atau hijauan di alam, sangat jarang sampai kekurangan.
Dombanya tak pernah diberi pakan rumput, Salim menjaga betul keorganikan ternaknya.
"Kalau kurang, tanaman jagung, katul, ampas tahu, saya giling kemudian fermentasi untuk pakan tambahan," katanya jika hijauan menipis.
Pasarnya sudah sampai luar daerah bahkan pulau. Yakni ke Bogor, Surabaya, Malang, sampai Samarinda.
Ia juga mulai memanfaatkan media sosial untuk promosinya.
Dalam sebulan, ia bisa mengirimkan ratusan ekor domba keluar kota. Belum lagi untuk memenuhi pasar di area Jember.
Omzetnya rata-rata mencapai Rp 19 sampai Rp 26 juta per bulan.
Permintaan lebih besar lagi bila masuk bulan Idul Adha, bisa sampai ribuan ekor.
Ia bercerita tak memiliki basic tentang beternak. Semua kemampuan ia dapatkan dari belajar dari peternakan di UPT milik Dinas Peternakan Jatim dekat rumahnya.
Melihat langsung jenis pakan, cara memberinya, hingga detail perawatan sampai penanggulangan penyakit, ia kantongi ilmu itu cuma-cuma.
Salim si Raja Domba Indonesia, begitu orang-orang menyebutnya, tak pernah puas diri. Selalu menambah ilmu dan menularkannya ke siapa pun yang datang.
Bahkan, mahasiswa dan instansi pemerintahan pun kerap datang untuk belajar langsung kepadanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang