SURABAYA, KOMPAS.com - Siloam Hospitals Surabaya resmi menghadirkan teknologi CUVIS Robotic Surgical Assistant, sistem bedah robotik mutakhir asal Korea Selatan.
Dirancang khusus untuk prosedur Total Knee Replacement (TKR) bagi pasien osteoarthritis (OA) stadium lanjut. Teknologi ini menawarkan presisi tinggi, nyeri pascaoperasi yang minimal, dan proses pemulihan lebih cepat.
Salah satu pasien yang merasakan langsung manfaatnya adalah Rosemi, pensiunan dari Surabaya, Jawa Timur, yang telah lama menderita nyeri lutut akibat OA.
Setelah bertahun-tahun menahan sakit, akhirnya ia memutuskan menjalani operasi dengan teknologi robotik ini.
Baca juga: Teknologi Robotik dan Protokol ERAS Tingkatkan Keberhasilan Operasi Lutut
“Dari pihak Siloam menghubungi saya, ‘Bu Rose ini ada pengobatan baru tercanggih, kalau mau ayuk saya operasi.’ Padahal waktu itu saya diajak dokter operasi di sini tidak mau," kata perempuan berusia 57 tahun itu kepada jurnalis termasuk Kompas.com.
"Lalu saya bilang, dok, minta waktu untuk berpikir dan berdiskusi selama dua hari dengan keluarga. Kalau kata dokter Teddy, operasi ini keuntungannya bisa presisi, nyeri berkurang, dan bisa beraktivitas kembali,” imbuhnya.
Keputusan itu tidak diambilnya dengan mudah. Setelah berdiskusi dengan keluarga, ia menghubungi kembali dokter untuk menyerahkan keputusan terbaik kepada tim medis.
Kemudian proses pun berjalan dimulai dari pemeriksaan laboratorium, foto toraks, CT scan, dan pemetaan dilakukan seminggu sebelum operasi.
“Sekarang setelah operasi, lebih enak duduk lalu berdiri tanpa sakit. Naik turun tangga tanpa bantuan. Sudah jauh lebih baik keadaannya,” ujar Rosemi.
Rosemi salah satu pasien yang merasakan teknologi CUVIS Robotic Surgical Assistant, sistem bedah robotik mutakhir asal Korea Selatan yang dirancang khusus untuk prosedur Total Knee Replacement (TKR) bagi pasien osteoarthritis (OA) stadium lanjut di Siloam Hospital Surabaya. Ahli bedah ortopedi Siloam Hospitals Surabaya, Dr dr Kukuh Dwiputra Hernugrahanto, SpOT(K), menjelaskan bahwa operasi dengan bantuan CUVIS berlangsung lebih cepat dibanding metode konvensional.
Teknologi ini dapat digunakan untuk penggantian total lutut maupun sebagian, tergantung tingkat kerusakan sendi. Pada kasus tertentu, penggantian sebagian justru memungkinkan pemulihan lebih cepat.
Baca juga: Daftar 21 Penyakit dan Operasi yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan, Apa Saja?
“Operasi konvensional biasanya memakan waktu 90–120 menit. Dengan metode robotik, rata-rata hanya 70–80 menit,” kata pria yang biasa disapa dr Kukuh itu.
“Satu hari setelah operasi, pasien sudah bisa berjalan. Rata-rata pasien pulang pada hari kedua. Nyeri pascaoperasi sangat minimal, sehingga pasien tidak takut bergerak seperti pada metode lama,” imbuhnya.
Dr. dr. Kukuh Dwiputra Hernugrahanto, SpOT(K) memberi keterangan kepada jurnalis usai diresmikan peluncuran CUVIS Robotic Surgical Assistant, teknologi bedah robotik mutakhir asal Korea Selatan untuk prosedur Total Knee Replacement (TKR) di Main Lobby New Building Siloam Raya Gubeng Surabaya, Jawa Timur, Rabu (13/8/2025) siang.Meski disebut “robotik”, ia menegaskan bahwa operasi tetap sepenuhnya dipimpin dokter.
“Robot ini hanyalah alat. Dokter tetap melakukan sayatan, pemasangan implan, dan semua keputusan klinis. Robot membantu perencanaan dan pemotongan dengan presisi tinggi. Jika terjadi sedikit saja penyimpangan, alat otomatis berhenti,” tuturnya.