LUMAJANG, KOMPAS.com – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Lumajang mengingatkan bahaya kebisingan ekstrem yang ditimbulkan sound horeg.
Hal ini menyusul kasus kematian seorang ibu muda saat menonton karnaval sound horeg di desanya.
Sebelumnya, ibu muda bernama Anik Mutmainah (38), warga Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, meninggal dunia saat melihat karnaval sound horeg di desanya.
Video meninggalnya Anik, kemudian viral di berbagai platform media sosial seperti facebook, instagram, hingga TikTok.
Kepala Dinkes P2KB Lumajang, dr. Rosyidah, menjelaskan, suara dengan intensitas ekstrem seperti sound horeg dapat memicu berbagai gangguan kesehatan serius.
Menurutnya, getaran kuat dari kebisingan ekstrem yang ditimbulkan, bisa berdampak pada sistem kardiovaskular seperti jantung, pembuluh darah, dan darah.
Utamanya, pada orang dengan riwayat penyakit hipertensi atau darah tinggi dan diabetes.
Akibat paling parah, bisa menyebabkan henti jantung mendadak hingga pecah pembuluh darah.
"Kondisi ini bisa memicu gangguan irama jantung, henti jantung mendadak, bahkan pecah pembuluh darah yang fatal," kata Rosyidah di Lumajang, Selasa (5/7/2025).
Selain itu, suara kebisingan ekstrem juga menyebabkan gangguan pada indra pendengaran hingga menyebabkan tuli permanen.
“Kalau paparan sebentar, efeknya mungkin hanya sementara. Tapi kalau pelaksanaan lama, bisa mengakibatkan tuli permanen,” tambahnya.
Meski begitu, Rosyidah menyebut, ketahanan tubuh terhadap suara kebisingan eksteem dari masing-masing orang bisa berbeda.
“Antara anak dan orang dewasa pun berbeda daya tahannya terhadap kebisingan seperti ini,” jelasnya.
Perihal penyebab kematian ibu muda yang meninggal dunia saat menonton sound horeg, Rosyidah tidak bisa memastikan penyebabnya karena tidak dilakukan pemeriksaan forensik lebih lanjut.
Namun, ia meminta warga tidak mengabaikan ancaman kesehatan yang ditimbulkan oleh suara kebisingan ekstrem.
"Kalau penyebabnya kita tidak bisa memastikan, tapi kami ingin ingatkan warga untuk tidak mengabaikan dampak kesehatan akibat kebisingan apapun tidak hanya sound horeg," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang