SURABAYA, KOMPAS.com - Salah satu pedagang bendera di Surabaya, Jawa Timur, Antonio Rizky (35), memanfaatkan popularitas bendera One Piece sebagai strategi pemasaran meskipun tidak menjualnya.
Sejak 15 Juli 2025, Antonio mengoperasikan lapaknya di pinggir Jalan Darmokali, Wonokromo, yang terletak di lokasi strategis dan lalu lintas kendaraan ramai.
Antonio mengakui bahwa penjualan bendera tahun ini merosot drastis sekitar 70 persen dibandingkan dua tahun lalu.
Untuk menarik perhatian calon pembeli, ia memasang bendera One Piece berbentuk segitiga berukuran kecil, sekitar 10x5 sentimeter, di tiang kayu mejanya.
Baca juga: Gaduh One Piece, Pedagang Bendera di Banyuwangi Akui Banyak yang Cari
"Buat pajangan aja ini benderanya karena setiap hari banyak yang cari. Kalau lihat ada bendera One Piece di lapak saya, orang kan datang buat cari," ungkapnya dengan tawa pada Selasa (5/8/2025).
Menurut Antonio, banyak calon pembeli yang mencari bendera bergambar tengkorak senyum tersebut.
Dalam sehari, lebih dari 20 orang menghampiri lapaknya.
"Kita sebagai pedagang harus mengikuti pasar, saya pajang aja supaya ada yang mampir. Biar mereka tanya-tanya dan terbukti banyak yang mampir lho gara-gara ini," tambahnya.
Antonio menjelaskan bahwa ia mendapatkan bendera tersebut dari seorang temannya.
"Kemarin saya check out di Shopee harganya 25 ribu, tapi kainnya tipis jadi batal saya pasang. Saya pasang yang kecil ini saja," jelasnya.
Meskipun bendera One Piece menarik perhatian, Antonio menegaskan bahwa ia tidak menjualnya.
Baca juga: Kisruh Pemasangan Bendera One Piece, Eri Cahyadi: Jangan Kurangi Makna Kemerdekaan Kita
Ia tidak menjelaskan alasan secara perinci, tetapi menegaskan bahwa tindakan tersebut bukan karena takut atau menghindari risiko.
"Sebenarnya nggak takut karena nggak ada undang-undangnya (yang melarang). Orang kita cuma jual," terangnya.
Antonio juga mengaku tidak khawatir jika sewaktu-waktu disidak oleh aparat terkait pemasangan bendera yang kini ramai dilarang.
"Nggak ada razia sejauh ini. Kalau pun ada meskipun nanya ya sudah tak kasihkan aja sini. Orang saya nggak jualan," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang