Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Petani di Kediri Tewas Terbakar Daun Tebu Sisa Panen yang Mereka Bakar

Kompas.com, 4 Agustus 2025, 16:46 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com - Dua petani di Desa Blawe, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, tewas terpanggang. Ironisnya, tragedi ini akibat kebakaran daun tebu sisa panen yang mereka bakar sendiri.

Kedua korban, Poniman (65) dan Murtaji (70), diduga terjebak dalam kobaran api yang tak terkendali akibat cuaca panas dan angin kencang.

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Purwoasri, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Rudi Hartono, mengungkapkan bahwa kedua korban ditemukan warga dalam kondisi meninggal dunia di tengah sawah dengan luka bakar di sekujur tubuhnya pada Jumat (1/8/2025).

"Dari laporan itu kami lakukan penyelidikan," ujar Rudi Hartono dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/8/2025).

Baca juga: Wanita di Humbahas Tewas Terbakar saat Buka Lahan Pertanian di Tepi Hutan

Pemeriksaan tim medis menunjukkan tidak ada luka akibat benda tumpul atau tajam pada jasad kedua korban.

Kronologi kejadian bermula saat Poniman, Murtaji, dan seorang buruh tani lainnya, Suwaji, membakar daun tebu sisa panen di lahan milik Budianto, warga setempat.

Kegiatan pembakaran tersebut merupakan praktik umum di kalangan petani tebu di Kediri sebelum lahan ditanami kembali.

Mereka mulai bekerja sejak pagi hingga menjelang siang, dan pemilik lahan meminta pekerjaan itu dilanjutkan keesokan harinya.

Poniman tetap melanjutkan pembakaran karena merasa pekerjaan yang tersisa sedikit.

Namun, saat pembakaran berlangsung, angin tiba-tiba berembus kencang, membuat api membesar dan menyulut tanaman tebu di lahan sebelah.

Baca juga: Jasad Lansia 84 Tahun di Madiun Ditemukan Tewas Terbakar di Tumpukan Kayu

Suwaji berusaha mengendalikan api dengan membuat sekat agar tidak merembet ke lahan lain.

Setelah tiga jam, api berhasil dipadamkan.

Setelah memadamkan api, Suwaji menyadari bahwa kedua rekannya tidak ada.

Meskipun mencari di rumah mereka, Suwaji tidak menemukan Poniman dan Murtaji.

Ia kemudian kembali ke sawah dan meminta bantuan petani lain untuk mencari kedua rekannya.

Akhirnya, mereka menemukan tubuh Poniman dan Murtaji di tengah sawah dalam kondisi terbakar.

Baca juga: Lansia Tewas Terbakar Dalam Mobil di Pondok Aren

Kapolsek menambahkan, pemeriksaan petugas medis menunjukkan bahwa kematian kedua korban disebabkan kehilangan kesadaran akibat kurangnya oksigen yang diakibatkan kepungan asap.

Saat pingsan, tubuh mereka terbakar oleh api yang terus menjalar karena embusan angin.

"Apalagi kedua korban usianya sudah tua, jadi tidak bisa menghindar dengan cepat saat datang angin kencang," pungkas Rudi Hartono.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau